Permasalahan sampah yang ada di laut dari hari ke hari memang semakin tak terbendung. Volume sampah yang ada di laut, juga terus meningkat. Kondisi itu, menjadikan laut sebagai kawasan perairan yang rawan dan menghadapi persoalan sangat serius. Direktur Kerja Sama ASEAN Kementrian Luar Negri RI Jose Tevares dalam berita National Geographic mengatakan "setiap tahun sedikitnya 12,7 juta metrik ton sampah plastik yang diproduksi di daratan di buang ke laut di seluruh dunia. Sampah plastik ini tidak hanya mencemari lautan, tapi juga membahayakan kelangsungan makhluk hidup termasuk kita" Jose Tavares mengatakan, sampah plastik yang berasal dari daratan yang dibuang ke lautan jumlahnya mencapai 80% dari total sampah yang ada di laut. Sampah-sampah masuk ke lautan, disebabkan oleh pengelolaan sampah yang kurang efektif dan perilaku buruk dari masyarakat pesisir di seluruh dunia salam menangani sampah plastik.
Sampah plastik memang menjadi persoalan yang sangat dilematis jika dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi, sampah plastik merupakan akses yang tak terhindarkan dari pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, sampah plastik juga bisa mengancam perekonomian masyarakat. Pada titik ini, pemerintah dituntut tegas sekaligus cerdas untuk memberantas sampah plastik tanpa harus mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Dalam menjalankan rencana aksi nasional (RAN) untuk penanganan sampah di laut, Pemerintah Indonesia juga berjanji akan mengucurkan anggaran sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 13,4 triliun untuk program tersebut.
Pemerintah menargetkan dapat mengurangi sampah plastik hingga 70% pada akhir 2025 mendatang. Masyarakat akan terkena dampak negatif dari segi ekonomi, nelayan misalnya akan sulit mendapatkan ikan, bahkan budidaya rumput laut tidak akan berhasil jika lautnya tercemar sampah platisk. Indonesia hingga akhir 2016 lalu tercatat sebagai konstributor sampah plastik di laut urutan kedua terbesar di dunia. Sementara dari data yang dihimpun CNNIndonesia.com, setiap tahunnya Indonesia rata-rata menyumbang 3,2 juta ton sampah plastik. Nyatanya hanya 0,5% sampah yang mengapung di laut, sisanya berada di dalam laut. Bisa kita bayangkan berapa banyak sampah dilaut ??. Menurut eunomia perkiraan sampah dunia di dasar laut berjumlah 25,3-65 juta ton. Setiap tahunnya Indonesia menyumbang hingga 1,29 juta metrik ton sampah plastik yang berakhir ke lautan. Angka ini setara dengan 215 ribu ekor gajah jantan afrika dewasa berbobot 6 ton.
Kita tahu bahwa Indonesia adalah pusat keanekaragaman jenis karang dunia. Diperkirakan sebanyak 590 jenis karang dapat ditemukan di Indonesia. Para peneliti dari Cornell University menyatakan, lebih dari 11 miliar potongan plastik tersangkut di terumbu karang laut Asia Pasifik. Potongan tersebut mengarah pada prevalensi penyakit terumbu karang yang lebih besar. Studi yang di publikasikan pada jurnal Science menunjukan bahwa kontak dengan plastik meningkatkan risiko penyakit yang menyerang karang dari 4% hingga 89%. Peningkatan penyakit disebabkan oleh plastik-plastik yang menghalangi cahaya dan oksigen untuk mencapai karang. Padahal, kedua hal tersebut sangat penting untuk membuat mereka bertahan hidup.
Disisi lain, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University Of Exeter Inggris, dijelaskan bahwa sampah plastik telah membunuh 1000 penyu laut setiap tahunnya. Penyu yang terjerat plastik bisa tersedak hingga mati. Tak hanya itu, penyu juga bisa kehilangan tungkai, melukai diri sendiri, atau memakan sampah sebagai makanan biasa karena pencemaran plastik. Saat ditemukan pun, hewan laut ini mati dengan perut penuh dengan sampah. Di Indonesia terdapat beragam jenis penyu dam mereka dilindungi oleh UU nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati serta ekosistemnya. Sedihnya penyebab besar penyu ini tidak bisa bertahan hidup adalah sampah plastik yang telah kita pakai.
Butuh 1000 tahun sampah plastik untuk terurai di tanah, salah satu cara mengurangi penggunaan kantong plastik yaitu dimulai dari diri kita terlebih dahulu dengan pembiasaan positif seperti, mengganti kantong plastik dengan kantong dari bahan baku yang lebih ramah lingkungan atau bisa dari bahan daur ulang. Kita bisa mengurangi sampah plastik dengan menggunakan tumbler untuk meminimalisir banyaknya sampah botol minum plastik, mengurangi plastik dengan diet plastik membawa tas sendiri, membawa tempat makan sendiri, menggunakan sedotan alternatif plastik, tidak membeli makanan dengan bungkus trerofoam dan mulai memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Lalu kita bisa menyebarluaskan sedikit demi sedikit budaya baik tersebut mulai dari keluarga, sahabat, teman dan lingkungan sekitar kita untuk membiasakannya. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Kita pasti sedih menghadapi kenyataan masalah sampah ini ! sampah yang dibuang sembarangan akan berakhir di laut, karena sampah itu akan terbawa air, mengalir ke sungai dan berakhir di laut. Jangan kotori laut kita jaga sumber kekayaan nusantara dan jangan sakiti hewan kita. Ayo mulai dari sekarang dengan hidup tanpa plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H