Tangerang Selatan - Menjadi sukses di usia muda bukanlah hal yang mudah, tidak semua anak muda bisa melakukan itu. Hanya anak muda dengan semangat, usaha, dan kerja keras yang tinggi lah yang bisa menggapai hal itu semua. Salah satu dari anak muda tersebut adalah Aldo Reihan, Ia merupakan siswa dari Poltekim atau yang lebih dikenal dengan Politeknik Imigrasi. Perasaan pria kelahiran Jakarta tersebut sangat bersyukur mengingat persaingannya dan tahapan-tahapannya cukup sulit dan banyak.
"kalo di tanya gimana perasaannya, alhamdulilah seneng banget. karena kan untuk masuk sekolah kedinasan itu juga ya kita tau cukup sulit ya persaingannya dan tahapannya jg cukup banyak ya, intinya ya bersyukur banget bisa masuk di politeknik imigrasi" jelasnya.
Awal mula untuk masuk sekolah kedinasan sudah ada dari akhir SMA, namun masih bingung ingin mendaftar di sekolah apa. Hingga pada akhirnya beliau memutuskan untuk mendaftar di poltekim.
Ia mengatakan bahwa "awalnya sih emang udah ada niatan ya untuk mendaftar di sekolah kedinasan waktu masih akhir SMA kelas 12, tapi masih bingung mau daftar sekolah apa, setelah nyari-nyari di internet tentang info berbagai sekolah kedinasan nah dari situ memutuskan untuk daftar sekolah poltekim", Terangnya.
Hal yang membuat pria kelahiran 24 Oktober tersebut memilih poltekim adalah salah satunya tertarik untuk prospek kerjanya itu sendiri.
"setelah saya cari tau di Instagram, wih taruna nya keren nih pake seragam PDH warna biru karena seragam Politekim warna biru. Saya juga mencari tau tentang prospeknya seperti apa, setelah saya cari tau, saya semakin tertarik menjadi pegawai imigrasi itu sendiri" ucapnya baru.
Untuk masuk poltekim ada banyak tahapan-tahapan dan terbilang cukup sulit, karena kurang lebih ada 12.000 pendaftar yang ingin masuk ke sekolah kedinasan yang bertempat di Cinere tersebut.
"kalo sulit atau enggaknya menurut saya sulit sih ya, soalnya kan pada saat itu tahun 2018 pas saya mendaftar total pendaftarannya itu kurang lebih ada 12.000 pendaftar. Lalu ada tahapan-tahapan untuk menyaring itu semua, sampai dimana tahap terakhir hanya ada sekitar kurang lebih 1.000 orang, dan ketika tahap terakhir yaitu wawancara pengamatan fisik dan keterampilan. Lalu yang keterima hanya 300 orang", imbuhnya.