Selain itu, muncul budaya Banyuwangi yang menerima dan aktif mengambil unsur-unsur budaya lain tanpa merasa terganggu kemurniannya. Kesenian Rudat dari Lombok juga menunjukkan fleksibilitas sikap sejalan dengan pertumbuhannya dengan mengambil berbagai elemen dari mana saja yang cocok, termasuk dari khazanah budaya Belanda.
Saman Summit juga menyoroti sejumlah kesenian tradisional lainnya yang berkaitan dengan adat istiadat dan agama Islam yang berkembang di seluruh Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan KTT Saman atau Saman Summit merupakan kesempatan untuk menggerakkan banyak pihak agar memperhatikan apa saja budaya Indonesia serta cara mempertahankan dan melestarikan serta mengembangkannya. Saman Summit didasarkan pada tari dan musik dalam tradisi masyarakat Saman Gayo yang bukan hanya seni yang muncul di atas panggung, tetapi juga budaya yang memiliki struktur mendalam melalui proses sejarah panjang struktur sosial kehidupan.
Pasca deklarasi UNESCO dan pengakuan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) secara otentik dari Indonesia, acara Saman Summit datang sebagai berkah kebanggaan karena dapat dilihat sebagai mandat secara global untuk bersama-sama, memperhatikan, dan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengembangkan Tari Saman sebagai ikon budaya Indonesia di seluruh dunia dalam platform global sebagai tarian yang mendapatkan apresiasi publik.
Saman telah menjadi salah satu ikon budaya Indonesia yang menunjukkan identitas bangsa tidak hanya di Indonesia, tetapi dunia juga telah mengenal tari Saman dan masyarakat Indonesia diharapkan lebih mencintai tari Saman sebagai bagian dari budaya nasional.
Pada agenda tersebut, Wamendikbud Wiendhu Nuryati menyampaikan bahwa seluruh elemen bangsa harus bekerja sama untuk melindungi budaya Tari Saman dan seluruh budaya Indonesia lainnya sehingga bangsa Indonesia tetap konsisten dalam menjaga karakteristik dan prinsip Tari Saman bahkan hingga dapat mengembangkannya di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H