Berbicara tentang politik, dalam waktu dekat pesta demokrasi segera bergulir. Hanya tinggal menghitung hari Warga Negara Indonesia (WNI) menggunakan hak pilih untuk menentukan pemimpin bangsa dan wakil rakyat. Pemilu 2019, menjadi sejarah baru dimana pemilihan legistalatif dan pemilihan presiden serentak. Yakni pemilihan DPRD tingkat I,  DPRD tingkat II, DPR RI, DPD, presiden  dan wakil presiden.Â
Berbicara tentang politik, apa sebenernya politik itu? Dan bagaimana wujud politik tersebut? perlukah politik di jadikan sebagai edukasi di SMA?
Politik itu berbicara tentang hak, kekuasaan, kewenangan yang legal, dan keadilan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud ialah kesejahteraan anggota. Pendidikan politik bertujuan untuk menumbuhkan jiwa bertanggungjawab, kesadaran politik, dan kritis. Beberapa presepsi mengatakan bahwa politik itu kotor. Tetapi pada dasarnya politik itu sudah bergerak mulai dari hal yang kecil di kehidupan sehari-hari.Â
Menumbuhkan kesadaran politik dan loyalitas bagi siswa SMA itu diperlukan. Guna untuk memperluas wawasan politik, mempersiapkan terjun ke dunia masyarakat dan pemerintahan, kritis dan berjiwa kebangsaan atau nasionalisme. Pendidikan politik menyiapkan siswa atau generasi muda untuk berkarya dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat di bidang sosial dan menyiapkan jiwa mereka untuk mengemban tanggungjawab serta memberikan kesempatan untuk menunaikan hak dan kewajibannya.Â
Berbicara yang sedang panas saat ini adalah pemilu 2019. Menyiapkan jiwa muda atau pemula untuk memilih seorang pemimpin diperlukan. Pengarahan khusus bukan kampanye disekolah, itu perlu. Memberikan pandangan kepada siswa tentang keadaan bangsa saat ini. Dimana penyimpangan oleh wakil rakyat sangat memprihatinkan.Â
Mengapa pendidikan politik ditekankan pada siswa SMA? Karena pemikiran mereka lebih matang dan jiwa mereka lebih kritis. Mulai dari SMA lah mereka mempunyai hak pilih. Penting oleh karenanya memberikan pendidikan dasar politik. Agar tumbuhnya jiwa nasionalis dan berpikir maju. Bukan mengedepankan ricuh dan demo tanpa sebab. Pendidikan politik dapat dimulai dari pendidikan kewarganegaraan, ekstrakulikuler, OSIS dan Majelis Permusyawaratan Kelas atau Sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H