Mahasiswa adalah insan intelektual yang tengah menempuh pendidikan tinggi, seperti di institusi pendidikan tinggi atau universitas. Mahasiswa umumnya mengikuti program akademik untuk meraih gelar sarjana atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mahasiswa adalah individu yang aktif dalam proses pembelajaran, menggali pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan guna mempersiapkan masa depan, baik dalam konteks karier maupun kehidupan secara keseluruhan. Sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan memiliki peran penting dalam menjadi agent of change, menjaga kualitas lingkungan, wilayahnya, dan negaranya serta bertindak sebagai pengendali sosial. Agent of change sendiri menempatkan mahasiswa menjadi pelaku perubahan terhadap kemajuan dengan berlandaskan ilmu pengetahuan.
Untuk mendukung aktivitas pembelajaran mahasiswa di dalam institusi pendidikan tinggi terdapat banyak sekali kegiatan yang dijalankan. Salah satunya menyelenggarakan pendidikan yang bersifat kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler. Organisasi mahasiswa masuk sebagai wadah pembelajaran yang bersifat akademik maupun nonakademik. Mahasiswa diharapkan aktif dalam kehidupan kampus melalui berbagai kegiatan dibawah koordinasi organisasi kemahasiswaan. Pada hakikatnya organisasi kemahasiswaan mampu menggali potensi untuk memberikan berbagai manfaat kepada anggotanya. Organisasi dapat membantu dalam pengembangan keterampilan kepemimpinan, sosialisasi, meningkatkan pemahaman tentang isu-isu sosial dan politik, serta membangun jaringan hubungan yang berharga. Di era modern seperti sekarang dibutuhkan pengalaman dan juga soft skills yang mampu menunjang kemampuan diri dalam bersaing di masa depan.
Namun ada beberapa orang yang tidak setuju mengenai hal ini, dari mereka mengatakan jika pengalaman juga bisa didapatkan tanpa harus berorganisasi. Bisa dengan volunteer, organisasi luar kampus, workshop, pelatihan, part time, dan magang daripada mengikuti organisasi di kampus. Berorganisasi dianggap memecah konsentrasi fokus belajar sehingga banyak dari mahasiswa mendapatkan Indeks Prestasi yang rendah. Kegiatan organisasi di anggap kurang bermanfaat. Misalnya diadakannya rapat yang mempersulit waktu kuliah dan sering berakhir sampai tengah malam, padahal waktu tersebut bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti belajar.
Akan tetapi jangan disalah artikan pendapat diatas, sebelum memutuskan kuliah kita pasti sudah mengetahui apa bakat atau sesuatu yang kita butuhkan. Organisasi sendiri merupakan jembatan atau penunjang dalam melakukan banyak hal. Seperti yang disebutkan di awal banyak sekali manfaat dari aktif berorganisasi. Berpegang penting pada apa yang kita lakukan di masa depan yaitu bekerja, bukan hanya nilai tinggi yang dibutuhkan tetapi soft skills yang bisa kita dapatkan dari pengalaman ketika berorganisasi. Contohnya pada saat mengajukan beasiswa, tentunya kita akan diwawancarai perihal apa saja pengalaman organisasi atau kontribusi apa yang diberikan. Indeks Prestasi memang digunakan tapi hanya sebagai seleksi administrasi, kemudian dibutuhkan skills yang memadai.
Apakah tugas kita hanya sebatas datang ke kampus kemudian belajar dan pada akhirnya pulang? Tentu tidak, seperti yang disebutkan bahwa mahasiswa harus mampu mengembangkan keterampilan guna mempersiapkan generasi yang maju. Alangkah baiknya kita sebagai mahasiswa bisa menyeimbangkan antara ilmu akademik maupun non akademik. Pikirkan juga berorganisasi mempunyai banyak manfaat yang tentunya berguna di jenjang karier.
Setelah lulus dari institusi pendidikan tinggi, setiap mahasiswa akan dihadapkan dengan realita dunia kerja. Hal yang paling dibutuhkan adalah soft skill. Â Soft skill adalah sekelompok kemampuan, sifat, dan atribut pribadi yang tidak bersifat teknis atau spesifik dalam bidang pekerjaan tertentu. Berkembangnya soft skill dapat dicapai oleh mahasiswa dengan mengikuti organisasi yang dapat memberikan pengalaman nyata.
Organisasi mahasiswa membantu dalam pengembangan berbagai soft skills yang berharga, termasuk :
- Keterampilan Kepemimpinan: Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi sering memiliki kesempatan untuk memegang peran kepemimpinan yang membantu mereka mengasah keterampilan kepemimpinan.
- Keterampilan Komunikasi: Mahasiswa seringkali terlibat dalam pertemuan, presentasi, dan berinteraksi dengan anggota organisasi lainnya yang mampu membantu dalam meningkatkan keterampilan komunikasi lisan dan tertulis.
- Keterampilan Manajemen Waktu: Mengelola komitmen organisasi bersama dengan jadwal akademik mengajarkan mahasiswa tentang manajemen waktu yang efektif.
- Keterampilan Kolaborasi: Mahasiswa bekerja dalam tim dan berkontribusi dalam proyek organisasi mengembangkan keterampilan kolaborasi dan kerjasama.
- Keterampilan Problem Solving: Di masa depan kita harus mampu menghadapi tantangan, hal ini di dukung dengan adanya organisasi sehingga mendukung kita menemukan solusi serta memperkuat keterampilan pemecahan masalah.
- Keterampilan Interpersonal: Berinteraksi dengan anggota organisasi dengan latar belakang yang beragam mengasah keterampilan interpersonal.
- Keterampilan Manajemen Konflik: Organisasi kadang-kadang menghadapi konflik, dan berpartisipasi di dalamnya dapat membantu dalam mengatasi konflik dengan cara yang produktif.
Berorganisasi memiliki banyak manfaat. Pentingnya organisasi kemahasiswaan terletak pada kemampuannya untuk membantu mahasiswa tumbuh secara pribadi, akademis, dan sosial dengan memberikan kontribusi positif pada lingkungan kampus. Semua tergantung kepada diri masing-masing, semua di imbangi dengan soft skills dan juga IPK yang bagus. Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi sangat penting bagi mahasiswa untuk kelangsungan hidup di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H