Mohon tunggu...
Farah Nabilah Husna
Farah Nabilah Husna Mohon Tunggu... Diplomat - Institut Pertanian Bogor (IPB)

Hello, my name is Farah Nabilah Husna. I was graduate of Communication studied at IPB.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Daur Ulang Sampah Berdayakan Wanita di Salam Rancage

22 Mei 2019   19:33 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah merupakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Permasalahan tersebut membuat banyak pihak ingin berkomitmen untuk membuat gerakan dalam rangka menyelamatkan lingkungan. Salah satu gerakan tersebut adalah tidak membuang seluruh sampah yang dihasilkan, tetapi mendaur ulang sampah tersebut menjadi benda yang bisa digunakan kembali. Sampah yang bisa didaur ulang ada bermacam-macam, misalnya kertas koran, kertas hvs, bekas kemasan plastik, hingga karung beras. Sampah-sampah itu bisa dimanfaatkan menjadi benda cantik seperti tas, keranjang, dompet koin, vas bunga, dan sarung bantal. Gerakan daur ulang ini tidak hanya dapat mengurangi populasi sampah melainkan bisa menjadi peluang bisnis. 

Salah satu komunitas yang membuat gerakan tersebut adalah Salam Rancage, Salam Rancage didirikan pada Tahun 2012 oleh Tri Permana Dewi dan Aling Nur Nolari di Bogor. "Salam" berasal dari Sekolah Alam Bogor, sedangkan "Rancage" berarti "terampil" dalam Bahasa Sunda. Sejak tahun 2009, Dewi dan Aling sudah tergabung di Sekolah Alam Bogor yang memiliki program Bank Sampah. Setelah berjalannya waktu, Dewi dan Aling memutuskan untuk membuat komunitas Salam Rancage. 

Komunitas Salam Rancage tidak hanya berfokus pada pengelolan sampah, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan perempuan, khususnya ibu-ibu di lingkungan sekitar Salam Rancage. Ibu-ibu tersebut dibina untuk dapat menanamkan perasaan berdaya yang terus tumbuh dalam dirinya, sehingga dapat menghasilkan manfaat dengan cara yang mudah dan sederhana. Selain itu, ibu-ibu bidaan tersebut juga dilatih untuk menjadi terampil sehingga dapat mengembangkan kreativitas diri sehingga dapat berbagi ilmu satu sama lain. 

Sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar, seperti koran bekas akan disulap menjadi barang yang bernilai dan berharga oleh Dewi, Aling dan ibu-ibu binaan Salam Rancage.  Salah satu metode yang mereka temukan adalah menganyam kertas koran layaknya rotan. Walaupun terbuat dari kertas koran, produk buatan Salam Rancage terlihat seperti rotan. Hal ini terlihat dari tampilan produk, tektur, dan warnanya. Produk-produk yang dihasilkan pun beragam, mulai dari keranjang baju kotor, tempat pensil, tas, meja, kursi, hingga partisi ruang. Bahkan Produk-produk yang dihasilkan oleh Salam Rancage sudah diekspor ke Italia. 

Tidak hanya berhasil menambah nilai ekonomi dari sampah, Aling dan Dewi juga sukses mengajak ibu-ibu di sekitar Kabupaten Bogor Utara, Jawa Barat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dari kelompok kecil, Salam Rancage kini bisa memberdayakan 67 ibu rumah tangga. Dibantu para ibu rumah tangga, Aling dan Dewi bisa memproduksi 2.500 produk daur ulang koran per bulan. Harga produk Salam Rancage dibanderol mulai dari Rp10.000-Rp1 juta per buah. Harga produk disesuaikan dengan ukuran dan tingkat kerumitan pembuatan," ujar Aling.

Selain koran bekas, Salam Rancage juga memanfaatkan botol-botol plastik untuk dijadikan barang yang berharga. Salam Rancage mengumpulkan botol plastik dari Bank Sampah Sekolah Alam Bogor yang kemudian dibentuk menjadi barang tertentu, seperti gelang. Berkat komitmennya dalam menginspirasi potensi masyarakat dan memajukan industri hijau, Salam Rancage telah mengikuti serangkaian pelatihan oleh Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia pada 2015. Ke depannya, bisnis berbasis sosial hijau akan terus dikembangkan Salam Rancage demi menggapai pasar internasional. Permasalahan sampah bisa diatasi dengan cara yang bijak dan menyengkan bukan? (FN)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun