Mohon tunggu...
Farah Khalisha
Farah Khalisha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Undergraduate student majoring in International relations, University of Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Globalisasi China Pasca Satu Dekade Belt and Road Initiative (BRI)

22 Maret 2024   07:48 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:48 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 7 September 2013, dalam pidato yang disampaikan di Kazakhstan, Xi Jinping menyiratkan rencananya untuk menggelar sebuah perayaan global yang monumental: sebuah proyek besar di seluruh dunia yang didukung oleh ratusan miliar dolar pinjaman dan investasi dari China. Langkah ini, yang awalnya hanya terlihat sebagai petunjuk kecil, telah berkembang menjadi salah satu pilar kebijakan luar negeri China yang paling mencolok, dan kemudian menjadi simbol dramatis kebangkitan China sebagai kekuatan global. 

Xi berbicara mengenai visinya dalam membangun "One Belt One Road" atau OBOR dan sekarang dikenal sebagai Belt and Road Initiative (BRI) yang memanfaatkan jalur Sutra yang menghubungkan China dengan Eropa. BRI ini sebagai sebuah proyek untuk mengurangi hambatan perdagangan dan seruan dalam pembangunan infrasturuktur yang lebih baik.  Respons Barat terhadap inisiatif ini tidak terelakkan; mereka terkejut oleh ambisi besar Cina.

Melalui nama resmi "Belt and Road Initiative (BRI), sebagai kontribusi besar terhadap ekonomi global yang menciptakan manfaat ekonomi yang sangat besar. China mengklaim bahwa 420.000 pekerjaan telah diciptakan di negara-negara BRI dan 40 juta orang terangkat dari kemiskinan berkat pertumbuhan yang dihasilkan oleh BRI. Namun, pandangan Amerika Serikat dan banyak sekutunya terhadap BRI tidak begitu positif; mereka melihatnya sebagai alat politik yang bertujuan untuk menekan kritik asing terhadap rezim otoriter Xi Jinping, sambil memberikan keuntungan ekonomi kepada perusahaan-perusahaan China yang telah membebani banyak negara mitra dengan utang yang berat.

(draft)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun