Mohon tunggu...
Farah Yuanita
Farah Yuanita Mohon Tunggu... -

seorang ibu yang juga aktif menulis media cetak dan online. Bagi yang ingin copas tulisan saya, akan sangat saya hargai bila konfirmasi terlebih dahulu, atau menuliskan link sumbernya dan nama penulis dengan jelas. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Money

Andena Hima Putri: Wirausaha Harus Berani 1000 Kali Bangkit

24 Juni 2014   00:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:27 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tak perlu menunggu tua untuk sukses. Mungkin seperti itulah gambaran dari seorang wirausaha muda bertalenta, Andena Hima Putri. Di kala itu, saat kebanyakan teman-temannya sesama mahasiswa menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang biasanya bersifat senang-senang, hal ini tidak berlaku pada perempuan kelahiran Taksimalaya 25 April 1991 ini. Dena lebih memilih mengisi waktu luangnya selama berkuliah dengan mengembangkan naluri bisnisnya di bidang fashion, terutama batik.

Berawal dari sekadar ingin menambah uang jajan saat kuliah serta melihat banyaknya pengrajin batik di sekitar tempat tinggalnya, perempuan muda yang akrab dipanggil Dena tersebut, sekarang telah memiliki dua brand yang bergerak di bidang fashion di usia 23 tahun. “Saya ingin membantu para pengrajin itu dalam mengembangkan usahanya, terutama untuk pemasarannya, “ urai lulusan Fakultas Sosial dan Ekonomi, Universitas Padjadjaran itu. Sebab, dengan meluasnya pasar yang dituju, maka usaha para pengrajin tersebut tentunya dapat meningkat dan berkembang dengan luas.

Sekarang Dena telah menikmati buah dari keberaniannya merintis usia di bangku kuliah. Andena Batik, brand fashion yang telah ia jalankan selama 4 tahun telah memiliki penggemar  di kalangan ibu-ibu muda berusia 21 tahun ke atas, terutama mereka yang menyukai batik tulis, yang menjadi fokus garapan brand tersebut. Sedangkan untuk menyiasati kurangnya minat anak muda pada batik, Dena membuat gebrakan dengan meluncurkan brand kedua yang bernama Midca Kelly. Pada brand ini, Dena menujukannya pada anak-anak muda yang kurang suka batik tulis, namun ia tetap memasukkan aksen batik sebagai identitas pada tiap produk fashion-nya, lalu sebagai nilai lebih ia mengombinasikannya dengan sepatu bernuansa batik. Trik ini ternyata mampu membuat remaja pu ikut melirik batik produksinya.

Untuk menambah kemampuannya, Dena sampai saat ini juga tetap rajin mengikut berbagai pelatihan wirausaha. Tak hanya mendapatan ilmu dan pengalaman, mengikuti banyak pelatihan juga bisa menambah jaringan yang memungkinkan Dena untuk terus mengembangkan usahanya. Sebab, dalam kegiatan seperti itu, Dena bisa mendapatkan banyak kenalan yang memiliki visi yang sama dan sepakat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

Meski penjualannya masih online dengan beberapa webstore dan butik di Bandung, namun usaha Andena telah memperkerjakan 20 orang pengrajin batik yang tersebar di Tasikmalaya dan Cirebon, lalu 5 orang bagian produksi sepatu dan baju di Bandung, serta 1 orang untuk bagian penjualan. Sedangkan pangsa pasarnya sudah ke seluruh Indonesia, bahkan menembus ke Malaysia, Mesir dan Taiwan. Namun tentunya semua itu tidak dicapai dengan mudah. Dena pun harus mengalami jatuh bangun berkali-kali. Tapi tak ada kata menyerah. “Jadi wirausaha ya harus berani 1000 kali bangkit,” tegasnya saat ditanya resep kesuksesannya.

Jadi, masihkah kita menunggu tua dulu baru mau sukses setelah mendengar kisah Dena yang belia? Hanya kita yang bisa membuktikan pada dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun