Untuk apa seni teater dalam dunia Pendidikan? Pentingkah seni teater diajarkan di jenjang sekolah dasar? pertanyaan ini kerapkali muncul baik dari mahasiswa calon guru maupun orang awam menanggapi adanya pembelajaran seni teater dalam ruang lingkup seni budaya di sekolah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian seni teater mempunyai tiga arti, yakni gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya. Pengertian kedua ialah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni drama atau sandiwara.
Secara umum, seni teater dapat didefinisikan sebagai bentuk seni pertunjukan yang melibatkan penampilan aktor dalam cerita atau skenario untuk mengkomunikasikan ide, emosi, dan pesan kepada penonton. Perlu diketahui, seni teater mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya meliputi unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) mengeluarkan buku Capaian Pembelajaran Seni Teater Kurikulum Merdeka. Buku khusus ini mengacu pada SK Kepala BSKAP No. 33 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Khusus. Dalam muatan Seni dan Budaya disediakan oleh sekolah minimal 1 jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari) dan siswa dapat memilih 1 jenis seni.
Pada realitanya, jarang ditemukan Sekolah Dasar yang memilih seni teater sebagai pembelajaran dalam muatan seni budaya. Padahal, seni teater hendaknya menjadi perhatian khusus dalam membantu pembentukan karakter peserta didik.
Berikut alasan mengapa seni teater dapat membentuk karakter anak serta layak diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dasar.
1. Social and Emotional Learning (SEL)
Elias  dkk  (1997:2) mengungkapkan pembelajaran sosial dan emosional adalah "the process throughwhich  children  and  adults  develop  the  skills,attitudes, and values necessary to acquire social and  emotional  competence".  Proses  ketika anak-anak dan orang dewasa mengembangkan keterampilan-keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi sosial dan emosional yang dimaksud di sini mencakup lima bidang, yaitu 1) self awareness (mengenal perasaan kesadaran); 2) managing emotions (mengatur emosi); 3) self motivation (motivasi diri); 4) empathy and perspective-taking (berempati dan memahami sudut pandang orang lain; 5) social skills (kemampuan menjaga lingkungan sosial).
Seni teater memiliki potensi besar dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak. Hal ini karena teater melibatkan mereka dalam aktivitas yang berfokus pada interaksi sosial, ekspresi emosional, dan pemahaman karakter. Seni teater membantu anak-anak mengembangkan empati, pemahaman terhadap perasaan orang lain, dan keterampilan berkomunikasi yang efektif. Ini penting dalam membangun hubungan sosial yang baik dan kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.
2. 4C dalam Keterampilan Abad 21
Partnership  for  21stCentury  Skills mengidentifikasi keterampilan 4C,  yaitu Critical  thinking, Communication  skills, Collaboration, dan Creativity sebagai keterampilan yang dibutuhkan pada pembelajaran di abad 21.