Mohon tunggu...
Farah Fadillah
Farah Fadillah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UNIVERSITAS PAMULANG

“I feel like the possibility of all those possibilities being possible is just another possibility that can possibly happen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan Perkembangan Motorik bagi Anak Kesulitan Belajar Khusus

29 Juni 2022   23:32 Diperbarui: 29 Juni 2022   23:38 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbagai gejala gangguan perkembangan motorik tersebut sering dengan mudah dapat dikenali pada saat anak berolahraga, menari, atau belajar menulis.

Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan kesulitan belajar. Meskipun dengan demikian tidak semua anak kesulitan belajar memperhatikan adanya gangguann perkembangan motorik. Jika seorang guru mengetahui secara pasti adanya kesulitan belajar akademik yang disertai dengan adanya gangguan perkembangan motorik, hendaknya tidak hanya memberikan latihan motorik tetapi juga latihan dalam bidang akademik secara bersamaan. Dalam proses belajar motorik, beberapa saluran sensasi atau persepsi terintregrasi satu sama lain dan terkait dengan aktivitas motorik, yang pada gilirannya menyediakan informasi balika untuk mengereksi persepsi. Misalnya, anak dapat merasakan lantai miring, memiliki kesadaran tubuh untuk mengubah posisi dan keseimbangan. Perkembangan pola motorik yang pertama kali dipelajari oleh individu adalah belajar motorik, yaitu merespon otot dan gerak.

Keterampilan motorik adalah kegiatan motorik untuk menampilkan suatu kegiatan yang mungkin memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tetapi tujuannya adalah untuk menampilkan suatu perbuatan khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Kegunaan pola motorik lebih luas, tidak hanya untuk keterampilan, tetapi juga menyediakan umpan balik dan informasi yang lebih banyak kepada individu. Misalnya, melempar bola kesasaran tertentu adalah suatu keterampilan motorik.

Jika anak dipaksa untuk menampilkan suatu kegiatan motorik yang belum saatnya berkembang maka anak tersebut mungkin dapat melakukan, tetpi akan terjadi keterampilan terpecah (splinter skill). Contoh keterampilan terpecah seorang anak yang dipaksa belajar menulis meskipun ia belum memiliki kesiapan fisiologis untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun