Bertani adalah salah satu dari sekian banyak sumber mata percaharian bagi masyarakat Indonesia. Mengingat, Indonesia sebagai negara berkembang dengan penghasil beras tertinggi ke-3 di dunia. Â Sektor petanian menjadi mata pencaharian untuk mayoritas tenaga kerja Indonesia khususnya di daerah pedesaan.
Berdasarkan pada hasil survey BPS Kabupaten Jember, separuh dari luas keseluruhan total wilayah Kabupaten Jember yaitu seluas 5.099,283 Ha atau 51,47% dalam bentuk persentasenya (Badan Pusat Statistik, 2014), masyarakat mendominasinya untuk mata pencaharian khususnya bertani.Â
Berdasarkan penggunaan luas lahan yang ada, pertanian dengan demikian menjadi suatu kegiatan yang berpotensial tinggi dalam memberikan kontribusi untuk perekonomian negara. Akan tetapi, kontribusi yang tinggi tersebut belum disertai dengan tingginya standard Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi para petani.
Petani sebagai salah satu pekerja sektor informal di Indonesia telah mengalami berbagai masalah Kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi adalah malnutrisi, keracunan bahan kimia, cacingan, keracunan makanan, gangguan otot dan tulang, asma, gangguan saluran pernapasan, bahkan penyakit darah. Â
Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari aspek gaya hidup petani sampai dengan aspek lingkungan kerja yang ada.
Dilansir dari Jurnal Penelitian para mahasiswa Universitas Jember Jawa Timur, penyakit-penyakit akibat kerja yang dialami para pekerja terdiri dari banyak faktor.Â
Faktor resiko yang paling utama adalah rendahnya pendidikan yang dienyam oleh para petani bahkan sampai tidak bersekolah, sehingga pengetahuan dan pemahaman petani terhadap Program Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) menjadi rendah pula.Â
Permasalahan malnutri terjadi sebagai akibat dari gaya hidup para petani yang gemar mengonsumsi kopi  yang pada akhirnya akan memengaruhi penyerapan makanan di dalam lambung sehingga menyebabkan terjadinya gizi kurang.Â
Permasalahan lingkungan kerja yang ada pun dapat menyebabkan masalah cacingan karena adanya agen bakteri dan virus.
Permasalahan hipertensi pada petani juga disebabkan oleh gaya hidup / kebiasaan para petani akan hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak yang tinggi dan garam.Â
Ketidak-ergonomisnya posisi kerja dan masa istirahat dari bekerja yang kurang cukup juga menjadi faktor penyebab terjadinya Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) bagi para petani, yaitu nyeri sendi dan nyeri punggung bawah.