Mohon tunggu...
Farah Bahija
Farah Bahija Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester pertama jurusan kesehatan masyarakat universitas diponegoro. saya gemar membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ungkap Bahaya Tersembunyi Polyester pada Pakaian bagi Kesehatan dan Lingkungan

3 Oktober 2024   13:54 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:54 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dewasa ini industri fashion mengalami perkembangan pesat dengan adanya berbagai inovasi, termasuk penemuan bahan sintesis. Bahan sintesis pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20. Salah satu jenis serat sintesis adalah polyester. Sifatnya yang kuat, tahan lama, mudah diproduksi, serta harganya yang terjangkau membuat polyester menjadi bahan yang paling umum digunakan dalam industri fashion di dunia. 

Bagi sebagian orang, istilah “polyester” mungkin masih terdengar asing di telinga mereka. Namun, hampir setiap orang pasti pernah menggunakan produk dengan bahan ini. Selain pada pakaian, polyester juga digunakan sebagai bahan pembuatan sprei, selimut, hingga karpet. Jika kita melihat label pakaian atau alat rumah tangga lainnya, hampir semua komposisi bahannya menggunakan polyester. Dalam proses produksinya, polyester sering kali dicampur dengan bahan alami seperti katun atau wol agar menghasilkan kain dengan kualitas terbaik.

Di balik popularitasnya, polyester juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan penelitian, polyester mengandung zat-zat berbahaya baik dalam proses produksinya maupun dari sifat aslinya. 

Berikut zat-zat berbahaya dalam polyester.

1. Formaldehida

Kita biasa mengenalnya dengan sebutan formalin. Pada kadar rendah, zat ini dapat memicu iritasi mata, hidung, dan tenggorokan apabila menghirupnya. Paparan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Zat ini juga dapat memicu reaksi alergi pada beberapa individu terutama saat polyester pada pakaian terpapar sinar matahari.

2. Ftalat

Polyester dibuat melalui proses produksi yang melibatkan senyawa kimia seperti ftalat. Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem hormon dalam tubuh manusia, kanker payudara, serta obesitas. Selain itu, senyawa ini juga dapat menyerang organ reproduksi pada pria dan Wanita.

3. Mikroplastik

Penyumbang terbesar mikroplastik adalah kain berbahan sintesis. Saat kita mencuci pakaian dengan bahan sintesis, serat mikroplastik akan terlepas dari kain, kemudian berakhir di Sungai atau laut. Mikroplastik yang berukuran kurang dari 5mm, tidak terlihat oleh mata telanjang, sehingga membuat hewan di laut tanpa sengaja memakannya. Hal ini tentu saja membawa dampak buruk bagi ekosistem karena dapat memutus rantai makanan. Selain itu, hal ini juga berdampak pada Kesehatan apabila kita mengonsumsi hewan-hewan laut yang ternyata telah terkontaminasi oleh mikroplastik. Risiko yang dapat ditimbulkan adalah gangguan pencernaan, hormon, hingga menyebabkan kanker.

Selain karena kandungan berbahaya didalamnya, polyester juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal ini karena polyester sulit terurai, bahkan dibutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar dapat terurai secara alami. Akibat dari hal ini adalah limbah pembuangan polyester akan menumpuk yang mana memperburuk permasalahan plastik dunia yang pada akhirnya menyebabkan pencemaran tanah serta sumber air. 

Melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, alangkah baiknya kita mengurangi penggunaan kain yang berbahan polyester. 

Berikut Langkah-langkah yang dapat kita lakukan sebagai upaya peduli pada kualitas kesehatan dan lingkungan.

1. Batasi konsumsi pakaian

Usahakan membeli pakaian jika benar-benar membutuhkannya. Terapkan capsule wardrobe yaitu konsep fashion yang menganjurkan memiliki pakaian yang tidak berlebih dan dipilih berdasarkan kualitas dan keserbagunaannya. 

2. Kenali pakaian yang berbahan polyster

Untuk mengurangi jumlah pemakaian, tentu saja kita perlu mengetahui pakaian mana saja yang terbuat dari bahan dasar polyester sebelum membelinya. Beberapa contoh kain berbahan dasar polyester yang sering kita jumpai adalah kain scuba, kain satin, kain jersey, kain spandex, dan kain chiffon.

3. Beralih pada bahan alami

Langkah selanjutnya adalah beralih menggunakan bahan alami seperti katun, sutra atau wol. Meskipun harganya cenderung lebih mahal dibandingkan polyester, tetapi jenis kain ini lebih ramah lingkungan serta bebas dari zat-zat berbahaya karena terbuat dari bahan alami. 

4. Jangan mudah tergiur dengan diskon

Wajar jika kita lebih memilih pakaian murah, seperti 3 potong seharga seratus ribu. Namun, pakaian seperti itu seringkali terbuat dari bahan polyester atau bahan berbahaya lainnya. Meskipun tidak semua demikian, tidak ada salahnya menghindari pembelian pakaian yang kualitasnya meragukan. Lebih baik kita mengeluarkan biaya sedikit berlebih untuk mencegah penyakit daripada harus mengeluarkan untuk menyembuhkannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun