Mohon tunggu...
Farah Amelia
Farah Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya adalah seorang mahasiswa program studi PGSD di Universitas Jember

Hobi saya adalah menyanyi, menggambar dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Pendidikan Islam: Peran Pesantren dalam Membentuk Karakter Unggul Generasi Muda

10 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kajian ilmu Al-Qur'an mulai dari menulis, menerjemah, atau tilawahnya. Pembiasan bersholawat, seperti minimal membaca sholawat 1000 kali setiap sholat ashar dan maghrib, sholawat kiyam, sholawat burdah yang dilakukan setiap setelah sholat duha, dan setiap malam jum'at, higga gebyar pesta sholawat yang dilakukan serentak seluruh santri YAYASAN NURUL BURHAN setiap Malam Jum'at Manis di Gedung Sumber. 

Sampai pembiasaan sehari-hari santri untuk berprilaku yang diridhoi Allah seperti menjaga Ikhtilat (papas pandang dengan lawan jenis), dilarang pacaran, dilarang mencuri, sampai hal yang dianggap kecil seperti menggosop sandal. Yang menjadi eksestensi terbaik juga pembiasaan hidup bersih seperti piket 2 kali sehari, hingga penilaian kebersihan kamar setiap pagi.

Ciri khas lainnya,di majlis ta'lim ini terdapat pembiasaan agar santri dalam berperilaku dan berjiwa islami. Seperti yang muda menghormati yang lebih tua dengan mencium tangannya dan yang tua menyayangi yang lebih muda. Di samping itu,santri dibiasakan untuk bertanggungjawab seperti di setiap akhir periode kepengurusan wajib melaporkan program kerja dan inventaris kantornya.

Kondisi kepengurusan 2021-2022 Alhamdulillah berjalan dengan baik. kesadaran yang tinggi bahwa pemimpin harus memberi contoh yang baik kepada anggota, menjadi acuan agar kita selalu tertib. 

Antara pengurus yang satu dengan yang lain saling mengingatkan apabila ada hal yang kurang baik. tak dapat dipungkiri dalam satu organisasi perbedaan pendapat menjadi hal yang wajar, sehingga disini kita belajar untuk tidak mengedepankan egoisme, dan tidak mendahulukan kepentingan diri sendiri. 

Sejatinya santri disini dibagi menjadi beberapa jenjang, yakni: santri biasa, muallimah (pengurus), musyrifah dan ustadzah. Tingkatan muallimah atau pengurus di amanahkan untuk santri kelas 12 (dipilih dan dilantik pengasuh). Hal ini menjadi kesempatan bagi kami mengabdi, dengan harapan bisa menjadi seorang yang sholih (baik), dan mushlih (bisa memperbaiki) ketika terjun di masyarakat kelak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun