Mohon tunggu...
Farah Alfiah Hamdan
Farah Alfiah Hamdan Mohon Tunggu... -

Searching and learning for what my life used to be with always stick to being open minded for any other new.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salahkah "mereka" ??

4 Januari 2011   21:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:57 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah-tengah tugas kuliah yang membludak mahasiswa seringkali mencari jasa alternatif “Si Pembuat Tugas”. Mereka yang pemales, atau lagi males kemudian mencari-cari keberadaan SPT ini.

Saya penasaran untuk menganalisa si SPT ini, apa sih motif SPT ini ? dan salahkah ia ?

Well, kita mulai dari sisi positifnya.

SPT ini ada pasti dipicu dari kebutuhan finansial, gak mungkin juga kan ia mau kerjakan tugas orang hanya karena “iseng”. Mahasiswa yang tinggal di Ibukota kaya saya, jujur saja sangat keteteran mengikuti kebutuhan-kebutuhan pribadi. Nonton di bioskop, karokean, hang out, makan-makan, shopping dll merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Tentunya kita membutuhkan uang lebih, dari yang sekedar diberikan oleh orangtua kan ?

Kemungkinan kedua dia mau membantu temannya, temannya ini udah kelamaan diem dikampus, dan gak ada tanda-tanda sudah berusaha maksimal untuk bisa segera lulus. Para SPT ini kemudian berada pada posisi “simbiosis mutualisme”, SPT dapet fee, dan si mahasiswa pemalas ini bisa dapat nilai.

SPT selain dapet keuntungan dari biaya pembuatan tugas, dia juga punya keuntungan lain, yaitu semakin luas pengetahuannya. Dia jadi lebih banyak tau, dan terutama untuk pembuatan makalah, dia jadi punya cadangan makalah yang lebih banyak lagi.

So, apakah sisi negatif dari SPT ini ?

Nyaris tidak ada.

Penjiplakan ? Saya rasa tidak, dia membuat tugas tersebut dengan idenya sendiri tentu saja.

Hak Intelektual ? sedikit tidak rela rasanya apa yang kita buat dinyatakan sebagai milik orang lain, tapi seiring jalannya waktu tokh orang dapat menilai bahwa si penulis “palsu” bukan orang sebenarnya di balik tulisan yang katanya milik dia.

Hmmh, di zaman yang telah berubah seperti saat ini, banyak mahasiswa yang “berada” yang mau bayar berapa aja agar waktu mainnya tidak terganggu oleh tugas, dan mungkin sebagian dari mereka ini merupakan jalan pintas agar untuk dapat nilai bagus.

Sulit untuk men-justice SPT karena di lain sisi kebutuhannya (baik mendesak ataupun tidak) tentunya harus dipenuhi, dan sebagai mahasiswa yang belum punya modal untuk usaha, mengambil profesi SPT ini merupakan satu jalan mudah untuk dapat menghasilkan sedikit (atau banyak) uang saku.

So, Bagaimana menurut temen-temen ??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun