Mohon tunggu...
Farah Nabilah
Farah Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Always Happy

Halo, selamat datang di akun saya!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Suka Duka Kuliah Daring

1 November 2020   19:31 Diperbarui: 1 November 2020   19:36 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hampir satu tahun Indonesia dilanda pandemi COVID 19. Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan jenis baru dari corona virus yang menular pada manusia dengan menyerang sistem pernafasan. Pendemi COVID-19 ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial bahkan pendidikan. 

Realita yang terjadi saat ini banyak tempat pendidikan terpaksa ditutup mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai ke Perguruan Tinggi dengan alasan untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Semenjak COVID-19 menyerang, dunia pendidikan menjadi berubah total terutama pada tingkat mahasiswa. 

Pada umumnya perkuliahan dilakukan secara tatap muka, tetapi dengan adanya pandemi COVID-19 ini perkuliahan di setiap Perguruan Tinggi menggunakan sistem daring yang artinya perkuliahan dilakukan secara online atau dilaksanakan di luar kampus menggunakan berbagai aplikasi yang mendukung kegiatan belajar, media interaktif atau video conference sesuai dengan kesepakatan mahasiswa dengan dosen.

Di kampus tempat saya menimba ilmu saat ini juga menerapkan sistem daring atau pembelajaran berbasis online. Waktu itu perkuliahan semester genap baru memasuki pertemuan minggu ke-3, tetapi karena adanya surat resmi dari pemerintah yang mengumumkan bahwa semua kegiatan harus melakukan lockdown sementara atau harus dilakukan secara daring termasuk perkuliahan. 

Pada awalnya pemerintah menetapkan lockdown hanya 2 minggu tetapi karena tingkat penyebaran serta banyaknya orang yang terinfeksi virus COVID-19 semakin meningkat, maka kuliah tatap muka di kampus saya di undur sampai ujian akhir semester selesai yang artinya satu semester perkuliahan kami berubah menjadi daring.

Setelah sudah satu semester dilakukan secara daring, awalnya saya berfikir bahwa semester selanjutnya akan menggunakan metode offline atau tatap muka secara langsung dengan teman-teman serta para dosen pengajar mata kuliah. Akan tetapi, realitanya tidak seperti apa yang menjadi ekspektasi dalam benak saya. Pemerintah kembali memutuskan bahwa untuk semester berikutnya tetap menggunakan sistem daring. Keputusan perpanjangan perkuliahan daring membuat saya sebagai mahasiswa merasa kecewa.

Perkuliahan daring di kampus saya menggunakan berbagai fasilitas seperti Google Meet, Zoom, Whatsapp Group, Link Website, dan juga Platform atau aplikasi E-Learning maupun video conference khusus yang disediakan oleh kampus ataupun kesepakatan antara mahasiswa dengan dosen yang bersangkutan. Fasilitas tersebut dapat mempermudah dalam melakukan proses pembelajaran daring. Aplikasi yang menurut saya paling efektif digunakan adalah E-Learning dan juga Whatsapp Group, karena sangat mudah untuk dijangkau dan tidak menghabiskan banyak kuota. Kuliah dengan sistem atau metode daring ini memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari sistem online atau metode daring ini yang pertama, dilihat dari segi waktu dan lokasi, waktunya sangat fleksibel, karena perkuliahan bisa dilakukan kapan pun dan dimanapun tergantung kesepakatan atau kebijakan kampus mengaturnya.  Kedua, para mahasiswa lebih paham teknologi karena dengan dipaksanya mahasiswa memanfaatkan berbagai media pembelajaran seperti E-Learning, atau aplikasi-aplikasi lain hal itu membuat mahasiswa lebih mengenal dan memperdalam pengetahuan mengenai teknologi atau software yang berkembang saat ini. 

Ketiga, mahasiswa yang cenderung pasif pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, mereka lebih aktif dan berani berpendapat atau mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran entah itu melalui berbicara langsung dengan menggunakan aplikasi video conference atau dengan mengetik pesan kepada dosen.

Selain memiliki kelebihan, metode daring ini juga memiliki kekurangan. Masalah utama yang menjadi momok permasalahan bagi mahasiswa ialah jaringan yang sangat sulit di jangkau apalagi di wilayah-wilayah yang akses jaringannya memang buruk sekali. Masalah tersebut menyebabkan mahasiswa kesulitan mengikuti kelas dan  memahami materi dari dosen. 

Kedua, permasalahan mengenai kuota yang merupakan modal penting untuk melakukan kuliah dengan metode daring semacam ini. Apabila mahasiswa tidak memiliki kuota yang cukup atau bisa saja kuotanya habis maka tentunya dia akan kesulitan mengikuti kelas sehingga mahasiswa tersebut harus membeli kuota tambahan. Hal itu mudah saja dilakukan bagi mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan. Namun, bagaimana dengan mahasiswa yang belum bekerja? tentunya mereka  akan meminta kepada kedua orang tua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun