Pandemi Covid-19 melanda Indonesia bahkan dunia sudah lebih dari satu tahun. Pemerintah Indonesia pada awal bulan Maret 2020 mengkonfirmasi bahwa 2 warga negara Indonesia telah terjangkit virus Covid-19. Bahkan hingga saat ini korban yang terjangkit Covid-19 terus meningkat meskipun di akhir tahun 2020 tingkat korban terjangkit yang virus ini sempat menurun.
Bahkan yang mengkhawatirkan saat ini terdapat mutasi virus Covid-19 yang baru, yang dikabarkan sudah mulai masuk di Indonesia. Tentu hal ini menyebabkan perpanjangan masa psbb di Indonesia yang belum ada kepastian sampai kapan masa psbb ini berakhir. Meskipun pemerintah sempat memberikan kelonggaran psbb namun tidak menutup kemungkinan psbb akan diperketat apabila mutasi virus baru semakin berkembang.
Seperti yang kita ketahui, hal itu sangat berdampak pada perputaran ekonomi di Indonesia. Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan berbagai sektor perekonomian terlebih pada sektor pariwisata yang terpaksa dihentikan. Sejumlah hotel-hotel daerah wisata terpaksa ditutup mengingat kegiatan masyarakat berwisata yang minim akibat psbb, yang secara otomatis berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan untuk mengurangi kerugian perusahaan yang semakin bertambah. Dampak pandemi pada sektor pariwisata Tanah Air yang cukup dalam dirasakan oleh sejumlah provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata seperti Bali, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.
Terhitung sejak awal 2020 aktivitas jumlah kunjungan wisatawan menurun, hal ini dikarenakan banyak negara yang menghentikan penerbangan dan menerapkan lockdown pada wilayahnya. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara, mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Berdasarkan data Organisasi Wisata Dunia (UNWTO), sejak Januari hingga Juni 2020 pariwisata dunia kehilangan 440 juta turis. Untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata Tanah Air, para pihak pariwisata daerah akan memberdayakan wisatawan nusantara melalui program diskon pariwisata.
Diskon pariwisata ini dimaksudkan untuk mendorong paket wisata domestik. Karena di masa pandemi saat ini, selain faktor kepercayaan masyarakat atas kebersihan destinasi wisata, daya beli masyarakat juga tengah menurun di masa pandemi. Seperti yang kita ketahui bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia, maka diperlukan partisipasi dari berbagai pihak untuk dapat meningkatkan kembali devisa sektor pariwisata Indonesia yang anjlok akibat pandemi Covid-19 ini. Pemerintah harus bisa meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena Indonesia mengalami lack of trust (minimnya kepercayaan), sehingga semua pihak yang berada di bidang pariwisata harus berupaya bersama meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan.
Pemberlakuan pembatasan nasional juga berdampak pada aktivitas ekspor dan impor pada negara-negara. Dampak dari wabah Covid 19 ini begitu banyak merugikan berbagai pihak pelaku ekonomi, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kembali aktivitas roda perekonomian yang sedang melemah,tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan ekonomi indonesia saat ini sangat tidak stabil.
Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata harus bisa melakukan strategi bisnis, salah satunya adalah dengan memanfaatkan platform digital. Masyarakat juga berperan penting dalam proses ini sehingga pariwisata Indonesia bisa kembali normal dan devisa sektor pariwisata bisa kembali melambung serta mengembalikan keproduktifitasan dan efisiensi di sektor pariwisata. Namun, untuk meningkatkan kembali pariwisata Indonesia harus tetap mengimplementasikan protokol kesehatan dan memperhatikan kenaikan kasus Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H