Mohon tunggu...
Farah Abimanyu
Farah Abimanyu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Postgraduate York University

A Wanderer

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KTT APEC 2018: Dorongan untuk Menjadi Next Nadiem Makariem?

21 November 2018   13:12 Diperbarui: 21 November 2018   13:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa keuntungan yang bisa diambil oleh kita, para generasi muda dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2018 yang dihelat di APEC Haus, Port Moresby, Papua Nugini pada tanggal 17 November 2018 kemarin?

APEC memainkan peran penting sebagai inkubator gagasan baru dan sebagai pemandu jalan yang memiliki kebermanfaatan yang sangat besar, tidak hanya untuk para pengusaha, pelaku di sektor ekonomi kreatif tetapi juga generasi muda seperti kita !

Seperti halnya terobosan reformasi struktural yang disampaikan oleh Presiden Jokowi yang salah satunya adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang digital ready untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, kita sebagai generasi muda sudah harus menyadari bahwa kita akan memainkan peranan yang besar.

Kenapa? karena ketika berbicara tentang melek teknologi siapa lagi kalau bukan para generasi muda yang nantinya akan mengembangkan dan menciptakan teknologi yang baru, yang diharapkan akan memberikan kebermanfaatan secara luas untuk masyarakat.

Apa kita tidak mau seperti menjadi the next Nadiem Makariem yang mendirikan Go-jek di usia 27 tahun dan sekarang di usianya 34 tahun dia telah sukses mempekerjakan hingga 1 juta pekerja/driver.

Atau Achmad Zaky CEO Buka Lapak, William Tanuwijaya pendiri Tokopedia dan Ferry Unardi pendiri Traveloka? Mereka contoh sukses mejadi Unicorn Start Up atau sebutan bagi barisan perusahaan rintisan start up yang telah memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,5 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS) di usia mereka yang baru menginjak 30-an tahun.

Jumlah unicorn Indonesia tersebut termasuk paling banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara. Kenapa?
Karena pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar terhadap generasi muda untuk Revolusi 4.0 yaitu melalui pendidikan vokasi, politeknik, dan balai latihan kerja. Kemudian juga dukungan melalui pemanfaatan teknologi di semua sektor, misalnya Ruangguru di bidang pendidikan atau GoJek di bidang transportasi atau penyediaan platform pemasaran digital bagi UMKM, seperti Tokopedia dan Qlapa yang menekankan pada aspek inklusifitas di mana manfaat pembangunan melibatkan dan dapat dinikmati semua orang.

Terobosan maupun inovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital itulah yang ingin didorong oleh Presiden Jokowi, karena seperti yang kita ketahui hambatan infrastruktur maupun investasi yang telah lama dikeluhkan telah teratasi. Kedepan, saatnya pemerintah fokus mendorong pembangunan sumber daya manusia.

Sekarang penentunya ada di kita sebagai generasi muda, tidak mungkin pengusaha-pengusaha tua yang bisa memanfaatkan era digital ini. Maka dari itu, dituntut generasi yang optimis, pintar memanfaatkan peluang dan melek digital agar dapat memanfaatkan teknologi atau bahkan menciptakan inovasi baru untuk mendapatkan keuntungan di era revolusi industri 4.0 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun