Malang – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Malang pada pertengahan tahun 2021 dilakukan diberbagai daerah, terutama di wilayah Provinsi Jawa Timur. Salah satu lokasi tempat dilaksanakannya KKN Universitas Negeri Malang adalah Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Dari 8 program kerja yang diusung oleh tim KKN UM 2021, salah satu program yang terdapat didalamnya adalah pembuatan buku tipologi desa.
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa Desa Pulungdowo sama sekali belum memiliki buku mengenai potensi dan tipe desa ini. Melihat kekurangan yang ada ini, maka tim KKN UM 2021 memutuskan untuk membuat Buku Tipologi Desa Pulungdowo. Dengan adanya buku tipologi desa, diharapkan masyarakat luas bisa lebih mengetahui bagaimana tipe dan keadaan Desa Pulungdowo serta apa saja potensi yang dimiliki desa ini
Secara singkat, Desa Pulungdowo memiliki tipe desa yang berada di dataran dan memiliki aspek potensi berupa pertanian, baik pertanian lahan basah, kering, maupun peternakan. Selain potensi pertanian dan petenakan, desa ini juga memiliki potensi lain seperti kerajinan dan kesenian. Kedua hal ini, kerajinan dan kesenian yang paling menonjol dari Desa Pulungdowo adalah topeng dan seni tari Wayang Topeng Malang khas Glagahdowo.
Jika dilihat berdasarkan geografis, Desa Pulungdowo termasuk kedalam desa tipe di pedesaan yang tetap memiliki akses baik dan menjadi pendukung dari keberadaan kota. Selain itu, alasan lain desa ini termasuk tipe dipedesaan adalah karena jumlah dan kepadatan penduduk yang bisa dikatakan rendah. Keberadaan penduduk di desa ini ditandai dengan penukiman yang linear dengan keberadaan jalan, maka dari itu dapat diketahui bahwa tipe Desa Pulungdowo berdasarkan aspek sosial–pemukimannya adalah linear di dataran rendah.
Sebagai desa agraris yang memilik hasil pertanian juga peternakan melimpah, Desa pulungdowo bisa dikatakan sudah mencapai tingkat perkembangan setara desa swakarya. Dengan potensinya yang melimpah, Desa Pulungdowo saat ini sudah mencapai tahap transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Jika masyarakatnya memanfaatkan potensi yang ada dengan lebih baik lagi, maka desa ini bisa menjadi desa swasembada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H