Mohon tunggu...
Farah NabilaAnansyah
Farah NabilaAnansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Farah Nabila Anansyah. Teman - teman biasa menyapa dengan panggilan Farah. Kalau ada waktu luang, menonton film dan membaca buku adalah hal yang akan saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soul, Menemukan Arti Hidup Lewat Film

21 Juni 2024   22:16 Diperbarui: 18 Juli 2024   11:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di titik mana hidup membawamu di satu momen, ketika semua rutinitas yang terbiasa dijalani menjadi hal yang tak lagi menarik. Beban di pundak, kesulitan di depan mata, keheningan yang menyelimuti. Hidup rasanya tak lagi berarti saat diri sendiri pun sebenarnya tak tau lagi apa makna dibalik kehidupan. Mengkaji film Soul (2020), sebuah film yang kurang lebih membahas tentang eksistensi diri dan menemukan apa arti sebenarnya dari hidup, memberikan gambaran akan fenomena yang terjadi pada kebanyakan individu di era ini.

Eksistensialisme merupakan buah pemikiran filsafat yang menekankan pengalaman subjektif individu dan pilihan atau keputusan eksistensial yang harus dibuat seseorang dalam hidup. Ini juga berfokus pada konsep kebebasan dan otonomi manusia dan tanggung jawab yang datang dengan kebebasan itu. Mengkaji dari Soul, Joe adalah karakter di dalamnya yang mana seluruh hidupnya ia persembahkan untuk bermusik. 

Dengan kata lain, bermusik adalah hidupnya. Itu pula yang mendorongnya pada sebuah pemikiran bahwa tujuan hidupnya adalah untuk bermusik. Disisi lain, di The Great Before, alam sebelum kehidupan, 22 merupakan roh yang sudah hidup selama ribuan tahun di sana. Ia masih belum menemukan apa arti dari sebuah kehidupan. 

Lebih lanjut, ia tidak mengerti semangat apa yang ia miliki untuk memulai kehidupan. Kecelakaan kecil yang menyebabkan Joe harus terbaring di rumah sakit, membawanya bertemu dengan 22. Perjanjian kecil membawa keduanya untuk menemukan apa semangat hidup yang dapat dimiliki oleh 22. Dalam proses menemukan jati diri tersebut, terdapat banyak proses yang mereka lalui.


Kegagalan, rasa tidak percaya diri, ketakutan, tidak ada semangat dalam menemukan arti kehidupan adalah hal besar yang mempengaruhi banyak roh hingga masih saja belum pergi ke bumi. Termasuk 22. Joe ditugaskan sebagai mentor untuk membimbing 22 menemukan semangat tersebut. Hingga, pada satu kesempatan, keduanya berhasil turun ke bumi. Mendapat kesempatan untuk menjalani kehidupan, perlahan 22 mulai menemukan semangat yang selama ini belum pernah ia rasakan. 

Kehidupan yang semula tak pernah ada dalam bayangannya, perlahan menemukan titik terang. Bercermin pada hal itu, masih terdapat banyak individu yang mulai kehilangan arah dan tak lagi tahu apa sebenarnya makna dari hidup ini. Satu per satu dari tiap individu mulai kehilangan semangat untuk menjalani rutinitas yang terbiasa mereka jalani. 

Mereka seakan tersesat di labirin tanpa ujung. Pesatnya inovasi dan globalisasi, adanya tekanan yang tinggi yang diminta, kurangnya berinteraksi dan bersosialisasi adalah beberapa faktor yang secara sadar maupun tidak sadar mengakibatkan individu mulai mempertanyakan apa eksistensi dari diri mereka. Hidup, barangkali bukan suatu hal yang mesti dicari keberadaanya. Namun, barangkali jawaban itu malah datang dari diri sendiri. Ketika kaki masih mampu berpijak, ketika rutinitas tak lagi membebani, ketika apa yang di depan mata masih mampu teraih. 

Tujuan dari hidup bukanlah apa yang orang lain katakan. Ekspektasi - ekspektasi yang masyarakat ciptakan justru secara tidak sadar mematikan jati diri tiap individu. Terombang - ambing dalam harapan yang diciptakan oleh orang lain yang perlahan menenggelamkan eksistensi diri. Mengkaji dalam film ini, Joe belajar bahwa arti hidup tidak selamanya seperti ekspektasi masyarakat. 

Dia menyadari bahwa tujuan dan kepuasan sejati muncul dari dalam diri sendiri, dan bahwa kita menghadirkan tujuan kita sendiri melalui pilihan dan tindakan kita. Joe juga belajar bahwa hidup tidak selamanya menjadi momen besar, tapi momen-momen kecil yang penting. Misalnya, ketika Joe dan 22 kembali ke Bumi, mereka menemukan bahwa momen-momen penyembuhan dan kepuasan adalah yang membuat hidup layak hidup.

Selain itu, Soul, juga mengupas konsep mengambil risiko dan menghadapi tantangan dalam hidup. 22 adalah jiwanya yang takut pergi ke Bumi karena ia takut akan gagal. Namun, ketika Joe dan 22 menghadapi tantangan akhir di The Great Before, mereka sadar bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, justru itu adalah langkah awal menuju keberhasilan. Pada akhirnya, Joe dan 22 berhasil kembali ke Bumi, dan masing-masing menemukan tujuan dan makna hidup yang unik. 

Joe belajar bahwa tujuan hidupnya adalah membangun inspirasi melalui musiknya, sementara 22 menemukan bahwa tujuan hidupnya adalah menghargai momen-momen kecil yang membawanya kebahagian. Soul menunjukkan bahwa hidup adalah perjalanan, dan setiap orang harus menciptakan tujuan dan makna sendiri melalui pilihan dan tindakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun