Mohon tunggu...
KKN RDR 75 KELOMPOK 05
KKN RDR 75 KELOMPOK 05 Mohon Tunggu... Lainnya - KKN RDR 75 KRLOMPOK 05

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, write about KKN Journey

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenalkan Tanaman Toga Sejak Dini kepada Anak-anak

23 November 2020   07:52 Diperbarui: 23 November 2020   08:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Akhir tahun 2019 lalu, dunia digemparkan dengan kemunculan virus corona yang penyebarannya cukup cepat hingga menyebabkan pandemi sampai saat ini. Virus yang menyebabkan penyakit covid-19 ini menular melalui droplet orang yang terinfeksi. Di indonesia sendiri tercatat total 417 ribu kasus per 3 november 2020, dengan 346 ribu pasien sembuh, sedangkan 14 ribu pasien lainnya meninggal dunia.

Melihat data di atas, tentu virus corona menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Pemerintah dengan berbagai kebijakannya telah berusaha mengatasi pandemi ini dengan semaksimal mungkin, salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk menanam tanaman obat keluarga sebagai wujud perawatan kesehatan secara mandiri. Seperti yang kita ketahui bersama, tanaman obat keluarga ini memiliki beragam manfaat, mulai dari bidang kesehatan dimana tanaman ini bisa dijadikan obat alami untuk keluarga, bidang bisnis, hingga menambah nilai estetika hunian kita.

Tanaman obat keluarga (TOGA) atau yang biasa disebut dengan apotik hidup adalah tanaman yang biasanya ditanam di halaman rumah, yang ditempatkan dalam wadah kecil atau ditanam pada kebun kecil di sekitar rumah. Sejak zaman dahulu, masyarakat secara turun temurun menggunakan tanaman obat sebagai bakal alami untuk mencegah maupun mengobati berbagai macam jenis penyakit. Terdapat berbagai macam jenis tanaman obat keluarga diantaranya adalah: kunyit, jahe, kencur, temulawak, lengkuas, selederi, daun dewa, sirih, brotowali, daun kemangi, serta lidah buaya. 

Setiap tanaman mempunyai khasiat yang berbeda-beda, seperti jahe yang berkhasiat untuk melegakan nafas, mengatasi batuk dan masuk angin serta kepala yang pusing, dan daun dewa yang memiliki khasiatnya sendiri yaitu mengatasi tekanan darah tinggi. Menanam tanaman obat keluarga memiliki manfaat tersendiri bagi kita apalagi pada saat pandemi seperti ini, seperti ketika demam kita bisa melakukan pertolongan pertama dengan meracik ramuan herbal atau jamu dengn mengambil bahan-bahan dari tanaman obat keluarga yang kita tanam di pekarangan rumah.

Berkaca dari fenomena di atas maka pada setiap hari minggu di Rt 01 Rw 01 desa karangtawar kecamatan laren kabupaten lamongan, mulai tanggal 8 oktober 2020 sampai 29 oktober 2020 saya mengadakan kegiatan "sinau bareng" sebagai wujud pengabdian saya kepada masyarakat dalam  program kuliah kerja nyata reguler dari rumah angkatan 75 UIN Walisongo Semarang. dimana kegiatan ini merupakan sebuah pembelajaran tematik yang dilakukan dengan fun dan tetap memperhatikan protokol kesehatan, di sini target saya merupakan anak-anak dengan usia 5 sampai 12 tahun. untuk kali ini saya mengangkat tema mengenai tanaman obat keluarga, menurut saya tema ini merupakan pilihan yang tepat di tengah pandemi seperti saat ini, tanaman obat keluarga yang berperan sebagai obat alami untuk keluarga menjadi hal penting yang perlu diketahui oleh anak-anak apalagi saat kondisi seperti ini, selain itu cara menanam dan perawatannya yang tidak begitu sulit, dan tentunya akan lebih mudah untuk dipraktekkan bersama anak anak, menjadi salah satu alasan saya memilih tema ini.

Tujuan kegiatan ini tentu saja mengenalkan tanaman obat keluarga yang mempunyai banyak kandungan manfaat kepada anak anak. selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menghilangkan stress pada anak akibat dari pandemi ini, dimana pada usia mereka merupakan usia rentan stress.

Di awal kegiatan saya mengalami sedikit kendala. Antusiasme peserta yang tidak begitu besar, sehingga hanya ada sedikit anak yang mengikuti kegiatan ini, namun pada minggu-minggu selanjutnya anak-anak mulai tertarik dan penasaran, hal tersebut membuat antusiasme anak-anak untuk mengikuti kegiatan ini bertambah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun