Dikutip dari laman Rumah Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pasang surut adalah suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi. Naik turunnya ketinggian air laut secara berkala disebut sebagai gelomban
Lalu apa hubungan pasang surut air laut dan fenomena bulan?
Fenomena bulan purnama sering dikaitkan dengan pasang surut air laut. Sama seperti Bumi, bulan juga memiliki gaya gravitasi yang bisa menarik benda-benda terdekatnya.
Gaya gravitasi bulan nantinya akan menghasilkan gaya pasang surut. Ketika salah satu sisi Bumi berjarak dekat dengan bulan, yang tampak jelas terlihat pada fenomena bulan purnama, maka gravitasi bulan akan menarik Bumi ke arahnya.
Efek bulan purnama menghasilkan gravitasi bulan yang juga akan menarik daratan. Tetapi gaya tarik Bulan ini tidak bisa dilihat secara kasat mata dan hanya bisa dilihat menggunakan instrumen atau alat khusus.
Selain daratan, saat bulan purnama terjadi, gravitasi bulan juga menarik air laut. Karena sifatnya yang mudah bergerak, gerakan air ke arah bulan, atau yang ditandai dengan air pasang, menjadi mudah terlihat.
Namun ternyata, air pasang juga terjadi pada bagian Bumi yang berseberangan dengan bulan. Hal ini disebabkan karena gaya pasang surut merupakan gaya diferensial.
Gaya pasang surut berasal dari perbedaan gravitasi di atas permukaan Bumi yang dihasilkan dari tarikan gravitasi bulan di lokasi tertentu di Bumi dikurangi dengan tarikan gravitasi rata-rata bulan di seluruh Bumi.
Itulah mengapa bagian Bumi yang berseberangan dengan bulan juga akan mengalami air pasang.
Selain gravitasi bulan, gravitasi matahari juga bisa berpengaruh pada pasang surut air laut walaupun kekuatannya lebih kecil karena jaraknya yang jauh.
Ketika Bumi, bulan dan matahari ada di letak yang sejajar, maka akan terjadi bulan purnama atau bulan baru. Fenomena ini yang akan menyebabkan pasang surut yang ekstrem dengan nama lain spring tides.