Mohon tunggu...
Farah NoviatriAziza
Farah NoviatriAziza Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mahasiswa Baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos atau Fakta: Vape sebagai Alternatif yang Lebih Sehat dari Rokok

24 November 2024   19:59 Diperbarui: 9 Desember 2024   07:33 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektrik semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di antara mereka yang mencoba berhenti merokok. Vape sering disebut sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan rokok konvensional. Namun, apakah klaim ini benar atau hanya sekadar mitos, ya? 

Yuk, simak artikel ini yang akan mengupas lebih dalam tentang fakta dan mitos terkait vape!

Apa Itu Vape?

Vape adalah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memanaskan cairan (e-liquid) hingga menghasilkan uap yang dihirup pengguna. Selain pada bentuknya, cairan ini biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Perbedaan mendasar dari kedua jenis rokok ini adalah vape tidak memiliki kandungan tembakau seperti pada rokok konvensional. Dan akhirnya menjadi tolok ukur bahwa vape pasti lebih aman dibanding rokok.

Fakta: Vape Mengurangi Paparan Zat Berbahaya, tapi...

Penelitian menunjukkan bahwa vape mengurangi paparan beberapa zat berbahaya yang ada dalam rokok tembakau, seperti tar dan karbon monoksida. Kandungan nikotin dalam vape juga dapat diatur, memungkinkan perokok untuk perlahan-lahan mengurangi asupan nikotin mereka. Namun, ini bukan berarti vape sepenuhnya bebas risiko. Cairan vape masih mengandung bahan kimia seperti propilen glikol dan gliserin, yang dapat memengaruhi kesehatan jika digunakan dalam jangka panjang.

Mitos: Vape lebih 'Aman' dari Rokok Konvensional?

Banyak pengguna percaya bahwa vape tidak membahayakan kesehatan, berikut beberapa fakta yang perlu diketahui dalam kandungan vape :

  1. Kandungan nikotin dalam rokok akan menyebabkan efek candu dan memicu depresi, serta napas pendek, kanker paru, kerusakan paru permanen, bahkan kematian
  2. Kandungan Glikol yang menguap pada vape diidentifikasi akan mengiritasi paru-paru dan mata, serta menimbulkan gangguan saluran pernafasan seperti asma, sesak nafas, hingga obstruksi jalan napas.
  3. Diasetil atau penambah rasa ditemukan dalam lebih dari 75 % pada vape akan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

Kesimpulan

Vape bukanlah solusi ajaib untuk berhenti merokok, tetapi bisa menjadi alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok berat yang tidak bisa langsung berhenti. Meski demikian, vape tetap memiliki potensi risiko kesehatan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau oleh kelompok yang rentan seperti remaja.

Penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tidak terjebak oleh mitos bahwa vape sepenuhnya aman. Jika Anda ingin berhenti merokok, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk menentukan metode terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun