Mohon tunggu...
FARADIVA NIHAYAH VAMIE
FARADIVA NIHAYAH VAMIE Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Hobi travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membenarkan Aksi Pembegalan Karena Masalah Perekonomian

11 September 2023   20:29 Diperbarui: 11 September 2023   20:38 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kriminalitas mengacu pada kegiatan atau kegiatan dengan tujuan merugikan orang lain atau mengganggu ketertiban sosial. Kriminalitas seringkali melanggar norma sehari-hari bahkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 

Kriminalitas yang sangat marak di Kabupaten Lumajang adalah begal. Kabupaten Lumajang belum lepas dari image Kota Begal. Masyarakat masih harus waspada terhadap tindak kriminalitas begal di wilayah setempat. Begal seringkali beroperasi di tempat sepi dengan penerangan yang minim. Tak hanya itu, jika bepergian pada malam hari, pengemudi juga harus memperhatikan kondisi jalan. Kata "begal" telah lama di kenal oleh masyarakat. Begal diartikan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang "menghentikan" seseorang yang sedang bepergian pada malam hari, baik berjalan kaki, sepeda, atau sepeda motor, dan dapat terjadi di banyak tempat. 

Sudah banyak sekali korban dari pembegalan di Lumajang ini. Banyak korban yang mengalami luka-luka pada saat dibegal, ada juga yang diancam oleh pelaku pembegalan, seperti korban dimintai sejumlah uang dan HP. Bahkan banyak korban pembegalan yang sampai meninggal dunia. 

Daerah yang paling rawan begal adalah di sepanjang jalur Kabupaten Lumajang hingga Kabupaten Jember yang tentunya minim lampu dan jauh dari pemukiman warga. Daerah- daerah yang rawan begal daerah Selok Awar-awar, Desa gesang, Desa Sukosari, daerah Kecamatan Sukodono, daerah Kecamatan Kencong, daerah Kecamatan Balung, daerah Dusun Curah Wedi, Randuagung, Jalan Curah Mayit Banyu Putih, Jalan Lintas Timur, Daerah Kedungjajan, Daerah Ranuyoso, Daerah Klakah. Kemudian, Jalan Citarum, jalan brantas dan jalan MT Haryono.

Kriminalitas rata-rata dilakukan oleh generasi muda berusia 17 hingga 20 tahun ke atas. Dengan kata lain. Maraknya kejadian kriminalitas yang terjadi hampir setiap bulan membuat masyarakat Kabupaten Lumajang mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap remaja. Di daerah Kabupaten Lumajang, hal-hal seperti kejahatan dianggap biasa bahkan lumrah, sehingga masyarakat berani mengadili pelaku kejahatan, bahkan sampai mati. Anehnya, tindakan ini mendapat dukungan dari pihak kepolisian berkata, "Darah Begal itu Halal untuk Dibunuh ." Karena jumlah penjahat yang terus meningkat, kasus-kasus seperti ini sering terjadi, sehingga membentuk sosial kultural masyarakat yang menerima dan berani melawan kriminalitas yang terjadi.

Alasan orang yang melakukan kriminalitas berupa begal karena masalah ekonomi yang mana maraknya budaya konsumerisme dan materialis. Seseorang nekat melakukan tindak kejahatan kriminalitas pembegalan disebabkan kondisi ekonomi sebesar 65 persen. Ketika di masa kesulitan perekonomianya seseorang dapat menghalalkan segala cara melalui aksi pembegalan. Maraknya aksi pembegalan membuat kondisi ekonomi dapat terganggu. Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang bekerja atau membuka usaha (berjualan) di malam hari. Dengan maraknya tindak begal tersebut membuat masyarakat tidak berani untuk keluar malam karena rasa ketakutan terhadap maraknya pelaku begal.

Maraknya aksi begal sepeda motor di beberapa wilayah di Lumajang tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab pemerintah daerah Lumajang dalam menyejahterakan masyarakatnya. Salah satunya adalah penyedian lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan menghadirkan investor, agar bisa menyerap tenaga kerja adalah salah satu cara mengurangi angka kriminalitas. Bahwa untuk menekan angka kemiskinan di Lumajang itu, harus didukung tiga faktor, yakni kepemilikan penguasaan produksi, kemudahan akses modal produksi dan insfratruktur dari pemerintah daearah.

Faktor berikutnya keluarga yang tidak harmonis. Permasalahan keluarga menjadi hal yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, anak-anak yang mungkin depresi karena orang tuanya bercerai atau bertengkar, mereka lebih memilih untuk pergi dari rumah, yang mengakibatkan mereka membutuhkan uang sehingga mereka melakukan pembegalan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor ketiga adanya kelompok begal yang isinya orang-orang dengan pergaulan dan tujuan yang sama, bahkan di beberapa kasus melakukan rekrutmen. Keempat, penegakan hukum yang belum optimal. Terkait faktor ini, tentu penegakan hukum hanyalah sub sistem saja dari upaya penanggulangan kejahatan yang merupakan masalah sosial. Faktor pendorong lainnya adalah penyalahgunaan narkoba. Mereka yang sudah terbuai dan kecanduan narkoba akan melakukan segala cara untuk mendapatkan barang haram tersebut melalui Tindakan pembegalan. 

Dengan maraknya aksi pembegalan di Lumajang, kapolres Lumajang melakukan membentukan kolaborasi dengan TNI untuk menjaga keamanan. Membutuh strategi yang berbeda untuk melawan komplotan bandit begal di Lumajang. Sudah banyak tim khusus untuk memberantas kawanan rawan begal di Lumajang. Contohnya Tim Cobra, Tim Panther, Tim Kuro, dan terakhir Tim Khusus. Namun, dari 5 tim tersebut, belum sepenuhnya berhasil menghindarkan Lumajang dari kejadian aksi begal. Sebelum rencana itu berjalan, kapolres Lumajang akan melakukan pendekatan dengan tokoh masyakat terlebih dahulu. Terutama dengan kepala desa yang ada Lumajang. Sebab, dengan adanya tokoh masyakat, dipercayai akan bisa mengurangi adanya tindak kejahatan di Lumajang. 

Selain itu Polsek Pasirian dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat terus melakukan patroli yang dilaksanakan malam hari pada jam-jam rawan terjadi kriminalitas. Petugas Patroli juga menyempatkan untuk berhenti ditempat-tempat yang dianggap rawan terjadinya tindak kejahatan kriminalitas begal untuk memastikan situasi wilayah Pasirian aman dan kondusif.

Masyarakat juga harus mengantisipasi agar tidak adanya korban begal lagi dengan cara, pertama dengan memilih rute yang sudah biasa di lewati tak perlu mencari jalan tikus. Yang kedua seperti yang telah disinggung sebelumnya, begal kerap melancarkan aksinya di jalanan yang sepi dan minim pencahayaan, untuk menghindari hal tersebut, bisa memilih jalanan yang lebih ramai dan banyak dilewati oleh pengendara sekaligus memiliki pencahayaan yang cukup terang. Ketiga sebaiknya ajak seorang teman untuk berboncengan, karena biasanya begal menargetkan orang yang sendirian. Keempat jika merasa diikuti oleh pengendara misterius dari belakang maka coba kendalikan diri, pastikan untuk tetap tenang dan fokus pada jalanan yang ada di depan. Selain itu,juga bisa menekan tombol klakson terus menerus tanpa putus agar dapat menarik perhatian pengendara lain yang mungkin ada jauh di depan atau belakang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun