Ibu adalah malaikat di dunia yang diberikan Allah dalam setiap hidup manusia, terkadang ada pula yang terlahir tanpa seorang malaikat disampingnya. Ibu sangat menyayangi anak-anaknya, jika anaknya menangis dan terluka Ibu selalu ada untuk anaknya. Walau terkadang ibu sering memarahi anak-anaknya karena mereka berbuat salah tapi itu salah satu wujud sayang Ibu kepada anaknya.
Banyak calon Ibu yang menunggu Anungrah akan datangnya anak, bahkan mereka rela melakukan hal apa saja untuk bisa mendapatkan buah hati didalam kehidupan berumah tangga mereka.
Tapi diluar sana banyak yang menelantarkan anaknya karena hasil hubungan gelap mereka. Contohnya yang baru terjadi seorang bayi yang sengaja di tinggalkan di kaca sepion mobil yang tengah terparkir di sebuah Apartement di Malaysia.
Dimanakah hati seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya di tempat yang sangat tidak layak, sedangkan banyak calon Ibu diluar sana yang memantikan hadirnya sang Buah Hati didalam hidup mereka. Jika mereka tidak ingin hadirnya seorang anak dalam hubungan mereka maka jangan lakukan hal tercela tersebut diluar syari'at Agama, karena selain menentang agama dan hak asasi manusia.
Setiap manusia yang terlahir didunia ini saat itu pula manusia tersebut sudah memiliki hak asasi mereka, tidak terkecuali bayi. Mentri Sosial Khofifah Indar Prawansa mengatakan "terdapat 4,1 juta anak di Indonesia terlantar, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegaskan bahwa dalam 7 tahun terakhir, berdasarkan 9 klaster, 3 klaster diantaranya merupakan khasus yang paling tertinggi.
Khasus yang terjadi pada anak-anak ini tidak hanya penelantaran tetapi ada pula seperti kekerasan, mempekerjakan anak-anak, dan tindak asusila, setiap tahunnya semakin bertambah khasus dan motif kepada anak-anak.
Khasus kekerasan pada anak juga banyak yang terkuak oleh media, salah satunya yaitu Bayi dibunuh pengasuhnya dan baru ditemukan 5 bulan setelahnya di dalam freezer.Dimana hati nurani mereka yang tega menghilangkan nyawa anak kecil yang tidak tahu apa-apa.
Lantas bagaimanakah cara agar kejahatan yang terjadi pada anak ini dapat berkurang? Tidak hanya tergantung pada pemerintah saja, karena pemerintah telah memberikan Undang-Undang yang layak untuk para pelaku.
Jadi kesadaran diri sendiri juga perlu berperan dalam hal ini, memang tidak bisa mengubah karakter setiap orang, tetapi semua orang pasti memiliki hati yang tidak akan tega melihat tindakan tersebut dilakukan terhadap anak dibawah umur. Pelajaran dan nilai-nilai akan Agama, Moral dan Etika perlu ditekankan lagi dalam kehidupan sehari-hari di Negara ini, karena nilai-nilai ini mulai luntur dalam diri masyarakat Indonesia.
Memang tidak ada yang bisa menghindari takdir, tetapi takdir dapat dirubah dengan kita selalu belajar dari masalah. Tapi bukan berarti semua masalah adalah pelajaran yang harus dipahami, setiap masalah yang diperbuat memiliki nilai-nilai tersendiri dalam kehidupan manusia. Ada pula manusia yang menjadi kesal akan masalah yang telah terjadi padanya. maka masyarakat juga harus memberikan hukuman kepada pelaku, bukan kekerasan atau bully untuk para pelaku tetapi mendampingi memberika pengertian bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan kepada anak-anak.
Fara Diva Novitasari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi / Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H