Mohon tunggu...
Faradita Azzahra
Faradita Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Kenalkan Peluang Bisnis Rumahan Melalui Sosialisasi Pembuatan Sabun Organik

4 Agustus 2021   18:00 Diperbarui: 4 Agustus 2021   18:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang, Kelurahan Gedawang (25/07) - Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia dan hingga kini di Indonesia masih terus bertambah kasusnya. Hal ini membuat berbagai sektor mengalami kesulitan, khususnya sektor ekonomi. Dampak lain dari perekonomian nasional yang sangat dirasakan yaitu pada ekonomi rumah tangga dimana masyarakat yang menyokong hidup dengan berdagang tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Bermacam-macam kebijakan yang dilakukan pemerintah terkadang masih memberatkan pihak UMKM, sehingga pihak UMKM harus memutar otak untuk mempertahankan kondisi usahanya dengan cara mengurangi jumlah karyawan, menurunkan memproduksi barang.

Oleh karena itu, dengan pembuatan sabun organik dapat menjadi peluang bisnis dimasa pandemi. Sehingga salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro memiliki inisiatif untuk mensosialisasikan pembuatan sabun organik kepada masyarakat Kelurahan Gedawang. Sabun homemade atau sabun organik adalah sabun buatan tangan dengan menggunakan bahan yang lebih sederhana dengan jumlah bahan kimia yang lebih sedikit daripada sabun buatan pabrik. Sabun organik memiliki fungsi yang sama dengan sabun pabrikan pada umumnya (yaitu mengikat bakteri dan virus dengan busa nya, lalu merusak struktur dari kuman dan larut bersama air).

Perlu di ketahui, bahwa penggunaan sabun pabrikan dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan alam. Dampak buruk sabun pabrik bagi kesehatan diantaranya kandungan SLS (Sodium lauryl sulfate), SLS merupakan bahan kimia yang mampu menghasilkan busa pada sabun (detergen) yang dapat mengakibatkan ketombe dan kulit pecah-pecah. Sedangkan dampak buruk sabun pabrik bagi alam diantaranya yaitu pencemaran air yang mana busa sabun akan mengendap di got, sungai dan laut. Hal ini dapat menghalagi sinar matahari dan oksigen masuk ke air, sehingga biota air dibawahnya akan mati.

Demonstrasi pembuatan sabun organik dikemas dalam bentuk video tutorial. Video tutorial ini lalu diberikan kepada warga melalui ketua RT 03 RW 01 Kelurahan Gedawang. Demonstrasi tidak dilakukan secara langsung karena mengingat kita harus mematuhi protokol kesehatan dan kebijakan PPKM. Berikut link video tutorial pembuatan sabun organik:


Pembagian sabun organik dikolektifkan kepada ketua RT 03 RW 01 Kelurahan Gedawang lalu beliau mendistribusikannya kepada warga. Program pembuatan sabun organik ini diharapkan bermanfaat bagi warga untuk peluang bisnis di masa pandemi COVID-19. Masyarakat dapat memahami dan membuat sabun organik nya sendiri agar bisa digunakan untuk meningkatkan protokol kesehatan ataupun untuk dijual belikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun