Kerajaan secara aktif terlibat dalam memajukan aplikasi damai energi nuklir di berbagai bidang, termasuk inisiatif energi nuklir nasionalnya, serta pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya. Proyek penting ini bertujuan memenuhi persyaratan pembangunan nasional berkelanjutan yang diuraikan dalam Visi 2030, sejalan dengan kebutuhan domestik dan kewajiban internasional. Arab Saudi juga mengupayakan untuk mendirikan pusat kerjasama regional bekerja sama dengan badan pengembangan tersebut. Pusat ini akan fokus pada pengembangan kemampuan manusia dalam menanggapi darurat nuklir dan radiologis.
Regulasi dan Pengawasan Pengembangan Nuklir Arab Saudi
Arab Saudi telah mengumumkan komitmennya untuk membangun program energi nuklir dan memberikan jaminan untuk pengawasan yang lebih besar bagi para inspektur energi atom. Menteri energi Saudi menyatakan bahwa negaranya akan beralih ke pengamanan dan pemeriksaan yang lebih kuat pada International Atomic Energy Agency (IAEA) daripada sebelumnya. Arab Saudi telah memutuskan untuk mencabut small quantities protocol (SQP) dan beralih ke penerapan comprehensive safeguards agreements (CSA) penuh. Hal ini menunjukkan komitmen Arab Saudi untuk standar transparansi dan keandalan tertinggi dalam kebijakan energi atomnya.
Pernyataan tersebut muncul di tengah kekhawatiran yang semakin meningkat di kalangan para ahli nonproliferasi nuklir dan para pembuat kebijakan tentang niat Saudi Arabia dengan teknologi nuklir. Hal ini juga terjadi di tengah kebuntuan dalam pembicaraan antara Washington dan Tehran, yang terus meningkatkan tingkat pengayaan uraniumnya sejak mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Implikasi
Meskipun energi nuklir dapat berdampak positif terhadap keamanan energi dan mempercepat transisi ke energi terbarukan, terutama dalam kaitannya dengan pengaruh geopolitik dan risiko. Namun, hal ini juga menunjukkan perlunya reformasi dalam kebijakan energi dan kerja sama internasional untuk mempromosikan energi terbarukan dan memastikan keamanan energi di masa depan.
Pembangunan program energi nuklir oleh Saudi secara jelas menunjukkan kekhawatiran di kalangan pakar non-proliferasi nuklir dan legislator, terkait dengan tujuan Arab Saudi dalam mengembangkan teknologi nuklir. Ditambah pernyataan lain Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman yang menyatakan akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran melakukannya, menimbulkan kekhawatiran akan perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.
Walaupun Arab Saudi berkomitmen meningkatkan kerja sama internasional dalam pemanfaatan energi nuklir, serta ingin memainkan peran yang lebih kuat dalam panggung internasional. Hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap keamanan energi nuklir dan potensi penyebaran senjata nuklir suatu saat nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H