Orang tua memiliki harapan untuk mendapatkan anak-anak yang sehat baik jasmani maupun mentalnya, namun tidak semua harapan orang tua menjadi kenyataan. Orang tua harus menerima apapun kondisi anak yang dilahirkan dan diharuskan tetap memikirkan kelangsungan hidup anaknya tersebut, maka pada saat itu orang tua dihadapkan pada posisi sulit, dimana anak yang dilahirkan menderita gangguan fisik maupun mental, banyak orang tua yang sibuk menyalahkan keadaan atau dirinya sendiri, sehingga penanganan lebih lanjut bagi anak tersebut terasa lebih sulit.
Salah satu keadaan anak yang sulit diterima oleh orang tua adalah anak yang berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus dengan ciri yang khusus yaitu fungsi intelektual yang rendah. Fungsi intelektual yang rendah dapat mengakibatkan cara berpikir yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah. Permasalahan yang timbul pada anak berkebutuhan khusus selain perilaku anak itu sendiri adalah masalah yang disebabkan oleh lingkungan keluarga. Banyak anak mengalami tekanan oleh tuntutan orang tua akan kondisi anak dan ketakutan orang tua untuk menerima kenyataan bahwa anak memiliki kondisi yang berbeda dengan anak lain.
Oleh karena itu orang tua harus menerima bagaimanapun keadaan ananknya dan mendukung setiap kegiatan positif yang dilakukan anaknya serta memberikan hak sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut berlaku bagi semua anak, terutama anak yang berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus seharusnya mendapatkan perhatian lebih dibandingkan anak normal dan perhatian yang diberikan berbeda dengan anak normal biasanya, karena anak berkebutuhan khusus memiliki kesulitan dalam merespon suatu hal yang di dapat. Meskipun seorang anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan dalam dirinya, dia tetap berhak mendapatkan pendidikan seperti anak normal pada umumnya.  ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Pendidiakan yang diberikan pada anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak normal dalam hal proses belajar mengajar yang diberikan, karena itulah banyak didirikan sekolah-sekolah khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus. Berdasarkan observasi mengenai kasus atau masalah yang di hadapai anak berkebutuhan khusus dalam jenis kesulitan dalam berkonsentrasi yang disekolahkan di sekolahan umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H