Mohon tunggu...
Faradina Milla Maula
Faradina Milla Maula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manajemen Pendidikan Islam UIN Malang 2017 Manajemen Pendidikan UNY 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mata Kuliah Filsafat Membahas Apa?

30 Agustus 2022   14:56 Diperbarui: 30 Agustus 2022   15:09 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hallo semuanya, semangat belajar, ini adalah cerita perkuliahan saya

Pada hari ini tepatnya hari senin tanggal 29 agustus 2022 adalah hari pertama masuk kuliah bagi mahasiswa semester ganjil tahun akademik 2022/2023 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pada hari pertama ini kami memulai dengan mata kuliah filsafat ilmu. Adapun dosen pengampuh mata kuliah ini adalah Dr. Dra. Lusila Andriani Purwastuti atau kerap kita panggil dengan ibu Andri. 

Berdasarkan perkenalan singkat dari beliau, beliau ini termasuk salah satu dosen senior, sehingga terkait kemampuan dan pengalaman dalam mengajar sudah tidak diragukan lagi. Ibu andri menamatkan Pendidikan sarjana dan pascasarjana di Universitas tetangga yaitu Universitas Gajah Mada (UGM), sedangkan untuk jenjang doktor beliau tempuh di almamater tercinta UNY.

Sebelum belajar filsafat lebih jauh, sebagai pengantar awal kita membahas atau mendiskusiakan tentang objek kajian filsafat terlebih dahulu. Berdasarkan penjelasan dari ibu Andri, Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua, yaitu formal dan material, Adapun yang termasuk dalam objek  kajian formal adalah prespektif masing-masing orang atau sudut pandang seseorang. 

Sedangkan objek material dari filsafat ilmu berupa ilmu pengetahuan itu sendiri. Beliau juga menjelaskan bahwa sesuatu hal bisa dikatakan sebagai ilmu apabila memenuhi empat syarat utamanya, diantaranya memiliki objek kajian yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah tertentu sehingga menghasilkan kebenaran yang universal atau dapat diterima khalayak umum.[1]

 Ibu Andri juga menambahkan bahwa Universal tidak sama dengan absolut. Universal itu artinya tidak terikat ruang dan waktu, sedangkan absolut berarti mutlak atau abadi. Untuk mudahnya kita ambil contoh kepercayaan. Tuhan beserta ayat-ayat suci memiliki kebenaran yang absolut sedangkan agama atau refleksi dari ayat ayat suci tersebut yang termasuk bagian dari objek formal filsafat, bukan lagi kebenaran absolut juga.

Setiap pandangan atau argumentasi yang dikeluarkan oleh individu tidak bisa ditentukan kebenaran yang sesungguhnya karena masing-masing individu mempunya prespektif yang berbeda-beda dan yang mereka yakini itulah yang dianggap paling benar, untuk itu pada pertemuan selanjutnya kita akan membahas masalah kebenaran.

 

Sampai bertemu di minggu depan, salam sehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun