Kehadiran para pelaku di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan bagian terpenting dalam perekonomian di Indonesia karena menjadi salah satu penggerak terbesar di Indonesia. Jumlah yang diperoleh mencapai 99,9 persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen.
Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1998 sudah membuktikan bahwa usaha kecil dan menengah justru yang bertahan ketika perusahaan-perusahaan besar mulai meredup. Oleh karena itu, kekuatan usaha kecil dan menengah ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Inovasi dan pengembangan harus menyasar usaha-usaha UMKM.
"Saat ini, UMKM menyumbang terhadap PDB hingga 60,34 persen. Presiden Joko Widodo mengatakan UMKM harus naik kelas. Tidak boleh hanya bertahan di usaha kecil saja. Levelnya harus naik seperti di sejumlah negara tetangga," ujar Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simongkir mengatakan, Jumat (6/7/2018). Iskandar mengatakan, secara jumlah usaha kecil di Indonesia mencapai 93,4 persen, kemudian usaha menengah 5,1 persen, dan yang besar hanya 1 persen saja. Akan tetapi, pada prinsipnya angka tersebut tidak menunjukan adanya perubahan setiap tahunnya. Iskandar menambahkan, agar pondasi ekonomi Indonesia tetap terjaga dan kuat perlu meningkatkan angka tersebut, sehingga tidak hanya bertahan di usaha kecil saja. Namun sektor menengah dan ke atas juga perlu didorong.
Ketua Umum DPP HIPPI Suryani Motik mengatakan, pemerintah mestinya menggandeng UMKM di saat pertumbuhan ekonominya kurang bagus.
"Hari ini pertumbuhan ekonomi kurang bagus, rata-rata ada di 5 persen. Kalau pemerintah ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi lagi, harus menyertakan komponen UMKM. Artinya, UMKM harus berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi itu sendiri. UMKM harus diberi porsi," ujar Suryani.
Keberadaan UMKM kuat karena tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis di Indonesia, dengan lebih dari 98 persen berstatus usaha mikro.
Tidak hanya itu, Suryani mengatakan sektor produktif UMKM dapat mempekerjakan lebih dari 107,6 juta penduduk Indonesia dan berkontribusi 60,6 persen terhadap PDB Indonesia. Dia menambahkan, kuatnya UMKM dalam membangun perekonomian Indonesia karena keunggulannya di beberapa faktor yakni kemampuan fokus yang spesifik, fleksibilitas nasional, biaya rendah, dan kecepatan inovasi. UMKM harus terus didorong dan dikembangkan dengan dukungan penuh dari pemerintah. UMKM, ia melanjutkan, membutuhkan dukungan akses permodalan dan bantuan pemasaran. "Kendala utama UMKM saat ini adalah akses ke lembaga keuangan dan pasar yang makin sulit. UMKM kalah bersaing dengan produk impor barang dari luar negeri yang lebih murah, sehingga pentingnya langkah nyata keberpihakan pemerintah terhadap UMKM," ujar Suryani.
Sumber : www.liputan6.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H