Make-up dan skincare merupakan dua hal yang berbeda tetapi saling berkaitan dalam dunia kecantikan, karena keduanya bertujuan untuk menunjang penampilan serta kesehatan kulit. Hal yang ini menjadi kegemaran tersendiri bagi kaum wanita. Mereka menggunakan hal tersebut supaya lebih merasa percaya diri, menjadikan kulit lebih sehat, serta tampil secara maksimal. Berbagai jenis make-up dan skincare yang diperjualbelikan di pasaran dan ber-demand tinggi. Sehingga tak jarang juga orang-orang tertarik untuk membuat brand mereka sendiri. Mulai dari brand ekspor serta brand lokal memenuhi pasar Indonesia.
Selain fast fashion yang sedang gempar-gemparnya, ada juga istilah fast beauty yang mulai terdapat di industri kecantikan. Saat ini bisnis kecantikan dan skincare sedang ramai dikarenakan meningkatnya pasar serta peminat. Mereka berlomba-lomba membuat produk produksi mereka sendiri, mengklaim banyak manfaat yang bisa didapatkan jika membeli produk mereka, serta memberikan diskon besar-besaran setiap bulannya. Jadi apa maksud dari istilah fast beauty? Yaitu mengacu pada industri kecantikan yang memproduksi produk dengan cepat dan dalam jumlah yang besar untuk mengikuti tren yang sedang ada.
Antusiasme, peminatan dan permintaan tinggi inilah yang membuat brand-brand memproduksi serta memasarkan produk mereka secepat mungkin ke masyarakat, yang dapat mengakibatkan fenomena berupa fast beauty. Hal ini ternyata berdampak buruk bagi konsumen bahkan lingkungan sekitar. Meskipun produk mereka up-to-date, namun berikut dampak buruk yang terdapat akibat fast beauty.
- Mendorong Impulsive Buying
Berbagai cara dan iklan yang ditampilkan brand kecantikan di platform manapun terutama TikTok, mendorong kamu untuk membelinya karena merasa review atau iklan yang ditampilkan terlihat menarik dan meyakinkan. Diskon besar-besaran bahkan kalian bisa dapat promo buy 1 get 1 yang hampir setiap bulan diadakan untuk menarik banyak konsumen, membuat tergiur dan akhirnya membeli produk yang sekiranya tidak terlalu kamu butuhkan.
Menjadikanmu FOMO karena tidak ingin tertinggal trend kecantikan saat ini. Namun, nyatanya tren sering berganti-ganti dan hanya berlalu sesaat saja. Perilaku bersifat boros dan membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan membawamu pada sifat impulse buying. Menyimpan uang untuk produk kecantikan yang berjangka panjang dan dibutuhkan lebih baik.
Â
- Konsumen Cenderung Menginginkan Hasil yang Instan
Klaim kandungan produk yang terkadang berlebihan, seperti dapat menghilangkan dark spot secara instan, mengecilkan pori-pori dalam waktu beberapa minggu, dan sebagainya, menyebabkan konsumen menginginkan hasil yang instan dengan harga yang terjangkau.
Konsumen hanya terfokus pada perawatan luar saja, padahal perawatan dari dalam juga diperlukan untuk menunjang mendapatkan kulit yang sehat dan terawat. Seperti mengkonsumsi clean food, berolahraga, tidur cukup, dan mengurangi gula yang berlebihan.
- Limbah Wadah ProdukÂ
Brand-brand kecantikan ketika memilih desain produk mereka tentu mengutamakan estetika untuk menggait konsumen mereka karena packaging yang menarik. Tetapi, mereka tidak berpikir jangka panjang apakah wadah yang mereka gunakan ramah lingkungan.
- Kualitas yang Menurun
Karena dikejar waktu dan tren yang sedang ada, kualitas produk sering sekali dikorbankan. Sebelumnya produk mereka memang terkenal dengan kualitas yang bagus, akan tetapi dikarenakan demand yang tinggi, mereka membuat produk terbaru lagi dengan cepat tanpa mempedulikan kualitas produk tersebut, sehingga kualitas produk mereka sekarang menjadi menurun.
Brand-brand impor terlihat menguasai pasar lokal, banyak juga brand impor yang menyamar menjadi brand lokal. Kita sebagai konsumen sebaiknya harus pintar dalam memilih produk, apalagi brand lokal juga tak kalah bagus dari brand impor. Brand impor tersebut yang membuat fast beauty dengan kualitas yang semakin menurun, padahal banyak sekali produk lokal yang bisa kalian coba dengan harga yang sama terjangkau dan kualitas yang bagus pula. Kita juga seharusnya mendukung dan membanggakan produk lokal yang ada di Indonesia.