Saya menulis ini bukan dari imajinasi ya. Tapi karena kegagalan berulang kali semasa sd, smp dan sma saya.
Saya ini tipenya sangat pelupa, apalagi kalau kalimat tersebut tidak langsung dikerjakan, menunda sampai sekian lama, mengimajinasikan hal yang mau dilakukan kemudian ditunda lagi. Huft, capek ya pemirsa.
Hal ini mulai merugikan saya ketika buah pikiran yang harusnya bisa dijadikan cerita, puisi, bahkan novel,lenyap ditelan waktu begitu saja. Saya ini orang nya tidak suka mubazir, makanya saya kesal sekali ketika menyadari hal itu bukan satu dua kali terjadi.
Akhirnya, saya mencoba melawan rasa malas dan kebiasaan menunda. Hingga sampai pada apa yang anda baca sekarang. Saya ingin berbagi pada anda bahwa menulis itu memang sulit untuk memulai, tapi ketika terbiasa, akan terjadi perubahan performa dalam proses berpikir anda.
Ketika saya memutuskan untuk menulis tiap kata/kalimat yang terpikirkan, saya merasa otak ini bergerak aktif dan lincah. Di hari hari berikutnya, dalam suasana yang sama, begitu mudah bagi saya untuk memikirkan kata demi kata untuk dituliskan. Begitu pula ketika diskusi, saya bisa berbicara dengan minim terbata bata karena merasa sudah terbiasa bicara ketika menulis. Ketika memikirkan sesuatu pun, saya tergerak kritis.Â
Makanya diwaktu senggang, saya beradu andrenalin untuk tetap menulis karena saya yakin setiap hari adalah sejarah dan setiap sejarah punya ceritanya masing masing. Apalagi dengan menulis, setidaknya dapat menjaga kondisi otak saya untuk semakin baik dalam menghasilkan ide ide kreatif nantinya. Hanya tinggal menunggu waktu yang melaluinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H