Mohon tunggu...
Faradilla ZahwaKhairunnisa
Faradilla ZahwaKhairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

do good & good will come to you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Simpatik dan Empatik dalam Berkomunikasi

18 Januari 2022   10:19 Diperbarui: 18 Januari 2022   10:49 4343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dalam komunikasi sehari-hari kita sering mendengar istilah simpati dan empati misalnya, saat mendengar kabar orang yang terkena musibah beberapa orang memberi tanggapan "Harusnya kita memberi simpati pada orang lain" atau "Hendaknya kita berempati pada musibah yang menimpa mereka, bukan hanya mengasihaninya saja". Nah, apa sih yang dimaksud simpatik dan empatik itu?

Apa yang dimaksud Simpatik?

Kata simpati dalam KBBI adalah keikutsertaan merasakan perasaan orang lain baik senang, susah, dan sebagainya (kbbi.web.id). Menurut Valiente (2004), Simpati adalah tindakan seseorang yang bernilai positif lantaran disertai dengan penalaran moral terhadap perilaku yang ia rasakan untuk ikut merasakan apa yang orang lain rasakan. Komunikasi simpatik adalah komunikasi yang menimbulkan ketertarikan dan saling pengertian sehingga pelaku komunikasi mampu merasakan perasaan lawan komunikasinya. banyak orang yang menggunakan istilah simpati terutama saat berhadapan dalam situasi merasakan iba atas apa yang dialami oleh orang lain. Sebagai contoh, saat mendengar kabar orang terkena musibah kita mungkin bisa memberikan respon seperti menggungkapkan rasa prihatin atau kasihan atas musibah yang terjadi tanpa harus merasakan lebih dalam lagi apa yang dirasakan orang tersebut.

Apa yang dimaksud Empatik?

Menurut Alfred Adler, Empati adalah penerimaan terhadap perasaan orang lain dan dapat meletakan diri kita pada tempat orang tersebut. Empati berarti to feel in, atau proses ketika kita berdiri sejenak pada 'sepatu orang lain' agar dapat merasakan bagaimana dalamnya perasaan orang tersebut. Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menunjukan adanya pengertian antara komunikator dengan komunikan menciptakan interaksi yang membuat salah satu pihak memahami sudut pandang pihak lainnya. empati lebih melibatkan emosi dan pemikiran lebih dalam, dimana seseorang juga ikut berpikir dan mencari penyelesaian masalah orang lain.

Pernah ga sih kalian liat temen kalian sedang mengalami putus cinta dan merasa kehilangan orang yang disayanginya? Sebagai teman yang baik tentunya kita merespon dengan cara mendengarkan dan memahami teman kita. jika kalian pernah mengalami bagaimana rasanya putus cinta tentu akan lebih mudah untuk mengidentifikasi rasa sedihnya. Sebagai contoh ketika temen saya merasakan hal tersebut saya memberikan masukan atas hal yang pernah alami dan membantu menghiburnya agar tidak selalu terlarut dalam kesedihannya. Tentu saja pengalaman tersebut akan memberikan pemahaman terhadapnya dan merasa dipahami. Walaupun begitu, tidak semua harus semata-mata mengalami hal yang sama dengan lawan bicara, Terkadang kita dapat merasakan perasaan orang tersebut tetapi tidak berada di posisi yang sama. Kita masih bisa merasakan empati baik secara emosional maupun secara mental. Maka kita dapat berempati menurut sudut pandang kita. Lalu, Bagaimana sih cara menerapkan simpati dan empati dalam berkomunikasi dengan baik?

Menciptakan Simpatik dan Empatik dalam Berkomunikasi

Simpati dan Empati sebetulnya memiliki kedekatan makna antara satu sama lainnya, meskipun memiliki makna yang berbeda keduanya juga sama-sama berkaitan dengan perasaan. Seperti pembahasan diawal, Komunikasi simpatik itu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ketika orang lain merasa nyaman berbicara dengan kita, menjadi pendengar yang baik saat orang lain bercerita, senang atas respon yang kita berikan. maka kita bisa dikatakan orang yang berempatik karena, orang lain mempercayai kita untuk menceritakan masalahnya dan sering meminta nasihat. Dengan demikian, pentingnya mempelajari keinginan orang lain dalam komunikasi simpatik dan empatik. jika ingin diperlakukan baik tentunya kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik. Sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.

Nama : Faradilla Zahwa Khairunnisa

NIM : 2006015229

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Program Studi Ilmu Komunikasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun