Mohon tunggu...
Fara Dila Sandy
Fara Dila Sandy Mohon Tunggu... -

S1 Economics Development at University of Jember (2013-2017)

Selanjutnya

Tutup

Money

Melek Rupiah Sebagai Strategi dalam Menguatkan Mata Uang Indonesia

4 Maret 2016   22:50 Diperbarui: 4 Maret 2016   23:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setiap negara memiliki kultur dan perbedaan dalam berbagai hal. Salah satunya perbedaan dalam bertransaksi, jika dilihat dari segi medium of payment setiap negara memiliki komitmen dan kepercayaan tersendiri dalam menentukan alat pembayaran yang sah didalam bertransaksi, terkadang ada negara yang memiliki kesamaan dalam memakai nilai pembayaran yang sah. Namun itu adalah sebagian kecil dari yang besar. Telah disepakati Indonesia berkomitmen bahwa alat pembayaran yang sah dan mampu digunakan dimana pun dan kapanpun adalah Rupiah. Hal tersebut tidak terlepas dari keputusan pemerintah tempo dulu dalam menentukan alat komoditas untuk bertransaksi.

Alat pembayaran yang sah atau medium of payment di Indonesia telah disepakati ialah Rupiah. Rupiah adalah salah satu nama mata uang negara Indonesia. Jika dilihat dari segi sejarahnya, memerlukan tempo yang cukup lama dalam mengesahkan mata uang nasional yang sah. Berbagai mata uang didunia pada umumnya di kategorikan menjadi 2 yaitu kategori, pertaman mata uang yang bersifat hard currency. Kedua bersifat soft currency. Dari kategori tersebut Rupiah memasuki kategori soft currency, dimana Rupiah berada pada tingkatan mata uang yang masih lemah jika dilihat dari kacamata internasional.

Hard currency dapat dimisalkan dengan US $, dimana dalam segi kekuatan dollar menjadi kategori mata uang yang paling  kuat jika dibandingkan dengan mata uang yang lainnya. Pada dasarnya ada penentuan tersendiri dalam memasukan kategori suatu mata uang negara. Kekuatan dan kelemahan mata uang dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran uang negara tersebut dalam tingkatan perdagangan internasional. Semakin tinggi permintaan mata uang Rupiah maka hal ini akan berakibat pada tingkat kekuatan nilai mata uang Rupiah. Dimana hal tersebut akan berdampak pada peningkatan nilai mata uang Rupiah sehingga ini menjadi salah satu faktor penyebab nilai mata uang Rupiah menjadi kuat atau meningkat terhadap mata uang yang bersifat Hard currency.

Amerika adalah negara adidaya yang memiliki kondisi perekonomian maju, kondisi tersebut ditopang dari berbagai value  yang tidak dimiliki oleh negara lain. Dewasa ini dalam perdagangan internasional mata uang acuan dalam bertransaksi internasional ialah Dollar. Inilah bukti konkrit dari kekuatan yang dimiliki Dollar US.  Dimana dalam hal ini mata uang Amerika menjadi alat pembayaran yang mendapatkan kepercayaan sebagai medium of payment internasional. Negara didunia berkomitmen menggunakan Dollar alasannya karena Amerika memiliki peran aktif dalam seluruh transaksi ekonomi maupun non transaksi ekonomi di manca internasional. Segala bidang dikuasai oleh Amerika, sehingga Amerika memiliki kekuatan lebih jika dibandingkan dengan negara lain.

Berbeda dengan mata uang Indonesia. Jika dilihat dari segi kekuatan, Rupiah masih menjadi mata uang yang terkategori soft curenccy. Tidak memiliki pengaruh apapun terhadap perekonomian internasional secara umum. Sehingga Rupiah cenderung bergantung pada nilai mata uang lain yang memiliki kekuatan lebih yaitu Dollar AS. Hal ini mengakibatkan, dampak yang dialami oleh Amerika pun akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia pada khususnya. Bisa dimisalkan krisis yang terjadi di Amerika akan berpengaruh signifikan terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Salah satu alasannya ialah Indonesia masih menjadi negara yang bergantung pada Amerika, sebagian besar modal asing di Indonesia teratasnamakan oleh Amerika, Impor barang-barang modal oleh Indonesia, sehingga tidak heran kalau Indonesia memiliki kebergantung  terhadap Amerika.

Pada dasarnya Indonesia dapat mengubah dan memperbaiki kondisi tersebut, namum diperlu waktu yang cukup panjang dalam memperbaiki dan mengubah sifat kebergantungan yang dimiliki indonesia. Perlu wadah dan aturan-aturan konkrit dari berbagai lembaga. Khususnya melalui rangsangan dari kebijakan pemerintah. Akhir-akhir ini pemerintah telah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya cinta Rupiah dalam bertransaksi. Bukan hanya itu, dikutip dari laman Bank Indonesia (www.bi.go.id). 

Bank yang memiliki wewenang dalam bidang moneter di Indonesia melakuakan sosialisasi Rupiah melalui berbagai kegiatan , baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung salah satunya dapat dibuktikan dengan berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan mengenai Rupiah. Sedangkan secara tidak langsung dapat dilihat dari implementasi Bank Indonesia melalui media internet, yang didalamnya terdapat berbagai pengenalan-pengenalan mengenai uang baik secara khusus maupun secara umum.

Kedua contoh implementasi dalam mengenalkan Rupiah baik dari Pemerintah maupun lembaga terkait, pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat Indonesia untuk mencintai dan selalu memakai mata uang Rupiah dalam berbagai transaksi, diharapkan dengan adanya pola pikir tersebut dapat membentengi nilai Rupiah agar stabil dan tidak berfluktuasi secara tidak menentu. Contoh Kasus sebagian orang mungkin memandang Dollar memiliki tingkat kepedean tersendiri untuk pemegangnya sehingga membuat para pemegangnya memiliki kebanggaan dalam menggunakan Dollarlebih jika dibandingkan dengan memegang Rupiah. Hal inilah yang menjadi fokus kajian analisis melek Rupiah, tujuannya untuk mengubah pola pikir sebagian masyarakat Indonesia dalam bertransaksi.

Tidak hanya memperkenalkan program melek aksara, yang pada umumnya lebih dikenal oleh masyarakat sejak dulu. Tetapi menurut penulis, melek Rupiah pun perlu diperlukan dan dicanangkan dengan tujuan akhirnya untuk menjaga nilai Rupiah agar tetap stabil. Pada hakikatnya, untuk mencapai seluruh tujuan akhir diperlukan sifat nasionalisme atau cinta tanah air yang tinggi. Untuk memupuk karakter masyarakat agar mau bersama-sama mencapai tujuan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun