Untuk mendekatkan diri kepada Allah tentunya banyak sekali cara yang bisa dilakukan. Diantaranya melakukan yang diwajibkan dan meninggalkan yang dilarang. Begitupun juga jika ingin dekat dengan kekasih-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW maka hidupkanlah sunnah-Nya.
Banyak dari kita yang berbondong-bondong menyibukkan diri kepada hal yang sunnah karena kita tahu jika kita mengerjakannya akan dapat pahala, hingga melupakan hal fardhu yang bahkan lebih utama dari pada yang sunnah. Alkisah seorang pemuda yang selalu rajin menghidupkan sunnah-Nya, bangun malam untuk melaksanakan tahajjud berpuluh-puluh rakaat, mengerjakan shalat sunnah lain sebanyak-banyaknya. Akan tetapi ia tidak baik dalam beramal dan lupa akan kewajibannya kepada sesama makhluk hidup di lingkungan sekitarnya, seperti pada tetangganya ia tidak baik bahkan pada kedua orang tuanya pun ia lupakan kewajibannya sebagai anak, lebih memilih ke masjid untuk shalat berjama'ah dan mengikuti kajian padahal dirumah sang ibu sakit dan tidak ada yang merawat dan menjaganya. Intinya ia terlalu mendalami urusan yang sunnah sampai berlebihan hingga bermusuhan pada sesama.
Na'udzubillahi min dzalik.
Sungguh itu adalah contoh orang yang tertipu!
Berhati-hatilah! banyak dari kalangan ulama/ustadz yang tertipu, kemudian bagaimana dengan kita?
Maka dari itu seimbangkanlah yang fardhu dan sunnah, seimbangkan dan sempurnakanlah kewajiban kepada Allah dan kepada makhluk-Nya. Jangan hanya kita sibukkan dengan hal sunnah saja, karena ketika urusan atau kewajiban kita pada Allah baik, hanya mengerjakan shalat fardhu 5 waktu saja, puasa ramadhan saja yang tanpa dibarengi sunnah-sunnah keduanya dan amal kita terhadap sesama makhluk pun sudah baik. Maka sungguh itu sudah cukup.
Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan ini.
Wallahu a'lam bis shawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H