Keterampilan yang dimiliki seseorang saat dewasa sangat bergantung pada bagaimana pendidikan yang diterimanya pada saat usia dini. Pada tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak, tumbuh kembangnya akan sangat pesat. Jika terdapat gangguan di fase ini, maka, gangguan tersebut bisa terus melekat hingga dewasa. Itu mengapa orang tua perlu memantau tumbuh kembang anak.Â
Diantara perkembangan-perkembangan yang perlu diperhatikan orang tua, ada potensi ganguan perkembangan kemampuan motorik anak.Â
Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan kemampuan motorik pada anak maka kemampuan tersebut perlu diasah yang kemudian kondisi ini memberi ide dengan diadakannya kegiatan Sensoryplay pada hari Jumat, 5 Agustus 2022 oleh Tim 227 KKN UNS yang bertempat di TK IT Cahaya Umat Desa Karanganom, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten dengan mengadakan kegiatan edukasi berbasis permainan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan dengan peserta berjumlah 17 anak dari kelas KB (Kelompok Bermain) dan 44 anak dari kelas TK B.
kkn yang melaksanakan kegiatan ini, Sabian, sistem sensori yang diproses adalah somatosensory atau perabaan yang dilakukan dengan menghancurkan agar-agar untuk mengambil mainan yang berada di dasar agar-agar.Â
Kegiatan sensory-motor play dilakukan dengan media agar-agar sebagai stimulus. Menurut penjelasan dari anggota kelompokMotorik peserta juga menjadi target pengasahan dengan menggunakan media agar-agar, mengondisikan peserta untuk melakukan kegiatan menekan, meremas, dan menghancurkan agar-agar yang membutuhkan tenaga serta konsentrasi untuk sampai ke dasar agar-agar untuk mencapai mainan.Â
Selama kegiatan berlangsung, anak-anak kelas KB tampak senang dan merasa penasaran untuk dapat meraih mainan yang ada di dasar agar-agar. Secara keseluruhan program ini telah berhasil mencapai target yang diharapkan untuk mengasah kemampuan motorik halus anak sekaligus membawa keceriaan bagi anak-anak melalui aktivitas permainan.
Disamping kegiatan Sensoryplay, kelompok KKN 227 juga melaksanakan kegiatan belajar kimia Chemistry is Fun bagi siswa TK B yang dilakukan dengan tujuan mengajarkan kimia pada anak-anak sehingga mereka mampu memahami cara kerja dunia sekitar.Â
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan bahan dan langkah yang sederhana agar mudah dipahami anak. Pengajaran mengenai kimia sederhana berupa pembuatan gunung berapi, lava lamp, dan slime. Belajar kimia menjadi media yang baik bagi anak-anak untuk mempelajari metode ilmiah dan keterampilan penalaran deduktif mengingat anak-anak sebagai generasi yang akan menjadi inovator kita di masa depan.Â
Pada saat demo eksperimen kimia dilakukan oleh dua anggota kelompok, Dicha dan Una, Anak-anak sangat antusias melihat bagaimana terjadinya erupsi pada gunung berapi buatan sampai-sampai berebutan untuk mengerubungi mereka. Selepas itu mereka juga membuatkan slime yang sangat disukai anak untuk dimainkan.Â
Pelaksanaan Chemistry is Fun mampu membuat anak untuk mulai menyukai cara bereksperimen dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan.