Penulis : Farabi Muhammad Khalil @farabimkhalil
Setelah terjadinya insiden pembunuhan Abdullahkh Anzorov terhadap gurunya, Sammuel Paty dengan cara dipenggal gara-gara menunjukan karikatur Nabi Muhammad Saw di depan kelasnya. Tanpa melalui proses hukum, tentu saja perbuatan Anzorov tidak bisa dibenarkan. Namun Emmanuel Macron sebagai presiden Perancis yang merespon insiden tersebut justru mengatakan negaranya tidak akan berhenti menerbitkan atau membicarakan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad Saw.
"kita menghormati kebebasan toleransi dan persaudaraan tapi kalau mau menghina saya itu hak anda" ungkap Macron, karena menghina itu menurutnya adalah ekspresi kebebasan.
Jauh dari kata “Bijak”, tanpa memperhatikan dampak dari pernyataan tersebut bukannya menjaga perdamaian, Emmanuel Macron malah “ngajak ribut” seakan mengibarkan bendera tanda siap berperang. Majalah satire Charlie Hebdo menjadi media yang “melecehkan” dan “menistakan” Nabi Muhammad SAW yang didukung oleh Macron itu sudah berkali-kali membuat karikatur Nabi Muhammad SAW.
Kejadian ini tentu saja memicu kegeraman umat muslim. Karena menyinggung masalah yang sensitif menyulut reaksi yang serius. Apalagi membicarakan tentang simbol-simbol agama seperti Nabi Muhammad SAW yang menjadi sosok teladan yang sangat dicintai umat muslim.
Adanya demokrasi, toleransi dan kebebasan perancis bersifat Anomali yang tidak logis yang akan menimbulkan kegaduhan.
Kita harus menghargai perbedaan dan berekspresi atau berpendapat tidak dengan cara menyinggung suatu pihak meski adanya kebebasan berekspresi dan berpendapat. Jika ingin hidup secara damai maka harus dengan bijak menjaga perdamaian dengan menjaga etika dan tidak sembarangan dalam berekspresi.
Jika memang tidak bisa menghormati Nabi Muhammad SAW, cukuplah tidak dengan menista dan tidak pula mendukung si penista. Pengelola majalah Charlie Hebdo silahkan berkreasi membuat kartun, tetapi hentikanlah menistakan sosok dan simbol agama. Kebebasan, persaudaraan, dan toleransi akan tumbuh jika setiap orang bisa menjunjung tinggi kehormatan. Dunia ini butuh konstruksi kebebasan dan makna persaudaraan yang hakiki.
Referensi : https://www.republika.id/posts/11417/anomali-kebebasan-prancis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H