Satu hal yang ingin aku garisbawahi, tolong jangan menghakimi Allah dan diri Anda dengan kalimat-kalimat seperti itu. Jujur, aku pun sempat frustasi dengan taubat yang aku lakukan. Namun ketika kembali mengingat ceramah guruku, aku kembali bangkit. Ingatlah Allah Maha Pengasih, Maha Pengampun dan Maha Mengetahui hal yang terbaik bagi hamba yang dicintai-Nya. Bahkan sebuah dosa pun, dapat berubah menjadi pahala, apabila kita menghendakinya.
“Kecuali mereka yg bertobat, beriman, dan beramal shalih, maka bagi mereka Allah gantikan dosa dosanya dengan pahala” (QS Al Furqan 70).
Lihat! Betapa cintanya Allah kepada umat Sayidina Muhammad. Maka, bertaubatlah hari ini, lalu serahkanlah hari esok kepada-Nya. Sebab Dialah yang Maha Mengetahui segalanya, kita sebagai hamba yang terbatas akan hari esok, diperintahkan untuk berusaha sampai pada detik yang berjalan. Taubatlah hari ini, jika esok kita kembali terjerumus, maka itulah jalan yang diberikan Allah. Namun kita jangan pasrah terhadap jalan itu, bisa jadi Allah menguji kita, atau sengaja memberikan cobaan seperti itu, agar kita senantiasa kembali ingat kepadanya. Dengan adanya dosa, maka kita akan selalu ingat kepadanya. Sebab terkadang, apabila kita merasa suci, aman dari dosa, maka kita enggan mengadahkan tangan kepada-Nya.
Sungguh sangat indah sekali tuntunan yang sampai kepadaku, tuntunan yang bermuara kepada Sayidina Muhammad SAW. Masihkan kita menolak lamaran cinta-Nya? Bahkan dengan segenggam cinta, Nabi Muhammad SAW mengajak kita untuk berjumpa dengan Allah.
Hadis riwayat Anas bin Malik Ra:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah Saw: Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah Saw bersabda: Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai. (Shahih Muslim No.4775)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud Ra, ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah Saw menjawab: Seorang akan bersama orang yang dicintai. (Shahih Muslim No.4779)
“Seseorang bersama orang yang dicintainya.” Ya, jika kita mencintai Allah dan Rasul-nya, maka Insya Allah, kelak kita akan bersamanya, Amin!
(Tulisan ini penulis persembahkan untuk penulis sendiri khususnya dan khalayak umum. Dengan adanya tulisan ini bukan berarti aku telah mempraktikan semuanya, belum! Curhatan ini sengaja aku jadikan sebuah karya, agar kata-kata ini terus hidup walaupun aku telah tiada. Sebagai sarana pengingat dan obat bagi diriku sendiri apabila aku sedang terpuruk. Tulisan ini adalah sebuah pengalaman spiritual diriku, yang ku peroleh ilmunya dari Guru Mulia Al Habib Munzir Al Musawa, pimpinan Majelis Rasulullah SAW. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi motivasi bagi diriku dan khalayak umum untuk menggapai cinta-Nya. Segala kebenaran hanya datang dari Allah, jika salah tentunya itu dari penulis. Aku bukanlah orang alim, aku bukanlah orang suci dan aku bukanlah seorang ulama, melainkan akulah sang pendosa yang selalu berusaha menggapai cinta-Nya!*FF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H