Mohon tunggu...
wahyu fharalia
wahyu fharalia Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya seorang pelajar SMK N 1 Purbalingga kelas 10, hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Daerah

17 September 2024   13:50 Diperbarui: 17 September 2024   14:11 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesenian Lengger Banyumasan merupakan kesenian yang lahir, tumbuh, dan berkembang di wilayah sebaran budaya Banyumas yang merupakan daerah agraris dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan bercocok tanam. Hal tersebut yang menginspirasi lahirnya kesenian Lengger Banyumasan pada tahun 1755.


Lengger atau disebut juga ronggeng adalah kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang pria serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu. Nama tarian ini pernah disebut dalam novel trilogi Ronggeng dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari.


Lengger adalah kesenian asli Banyumasan berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang pria serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu.


Lengger, berasal dari kata eling ngger. Ada juga yang menyebut "lengger" berarti "le" dari "thole"(lelaki) dan "ngger" (perempuan) sapaan untuk anak perempuan. Di Banyumas kata "lengger" sering menjadi istilah umum sehingga orang sering berkata :"Lengger lanang" (Lengger lelaki) dan "Lenggger wadhon" (Lengger perempuan). Istilah itu akhirnya menjadi salah kaprah.

Tarian ini memberikan nasihat dan pesan kepada setiap orang untuk dapat bersikap mengajak dan membela kebenaran dan menyingkirkan kejelekan. Tarian ini dirintis di Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian dari desa Kecis, Kecamatan Selomerto, kabupaten Wonosobo. yaitu Bapa Gondowinangun antara tahun 1910. Selanjutnya antara tahun 1960-an, tarian ini dikembangkan oleh Ki Hadi SoewarnoSoewarno
Tari topeng Lengger disebut juga tayub topeng. Tarian Lengger ini memang turunan dari tari tayub, yang variasinya berkembang dan tersebar di tanah jawa. Akan tetapi ada perbedaan antara tari topeng Lengger dan tari Tayub. Untuk menarikan tayub harus perempuan yang masih perawan akan tetapi Lengger bisa ditarikan oleh perempuan maupun laki-laki. Lenggeran biasanya di adakan oleh seseorang untuk hiburan masyarakat, atau ketika sedang ada acara tertentu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun