Dewasa ini teknologi dan informasi kian berkembang pesat. Kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas menjadi aspek penting di berbagai belahan dunia. Indonesia menjadi salah satunya, mengingat Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi generasi penerus bangsa Indonesia agar mampu berkompetisi dalam berbagai hal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM ialah melalui sektor pendidikan. Transformasi didalamnya diharapkan mampu menyiapkan generasi penerus yang unggul dan peka pada perubahan pesat yang terjadi di era digital kini.
Transformasi pendidikan seperti apakah yang diharapkan?
Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, tuntutan dalam kehidupan kian bertambah. Pendidikan tidak lagi dibutuhkan sekedar untuk mendapatkan pekerjaan atau syarat memasuki jenjang yang lebih tinggi.Â
Pendidikan menjadi solusi untuk bertahan hidup di masa kini. Oleh karena itu proses pembelajaran sebaiknya tidak lagi terpaku pada menghafal rumus atau teori namun diarahkan pada pemahaman atas konsep ilmu.Â
Bagaimana teori atau rumus tersebut ditemukan, sehingga memicu pemikiran kritis dari peserta didik. Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah jawaban untuk transformasi pendidikan yang berguna untuk menyiapkan generasi penerus.
Apa itu HOTS?
HOTS merupakan keterampilan berpikir secara kritis, logis dan berdaya cipta, serta mampu membuat argumen dan mengambil keputusan dalam suatu kondisi tertentu. HOTS berasal dari konsep taksonomi bloom yang dikenalkan oleh Benjamin S Bloom dkk, melalui buku Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals (1956).Â
Konsep tersebut merupakan pengklasifikasian terhadap tujuan akhir dari proses pembelajaran yang dibagi pada tiga ranah, yaitu Kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan perasaan) serta psikomotorik (keterampilan). Pengklasifikasian konsep taksonomi bloom sendiri meliputi pengetahuan; pemahaman; penerapan; analisis; sintesis dan evaluasi.Â
Pada tahun 2001 taksonomi bloom direvisi oleh Lorin Anderson dkk. sehingga meliputi mengingat; memahami fakta; menerapkan fakta; analisis informasi; menilai informasi juga ide dan membuat hal baru.Â
Melalui taksonomi Lorin inilah istilah HOTS mulai dikenal. HOTS sendiri berfokus pada ranah kognitif dan bertujuan untuk perolehan dan penerapan pengetahuan baru oleh peserta didik. Perolehan pengetahuan tersebut didapat melalui analisis informasi, menilai informasi serta ide dan menggabungkan informasi untuk membuat hal baru.
Pembelajaran berbasis HOTS merupakan hasil adaptasi dari taksonomi bloom yang diarahkan untuk membentuk generasi penerus. Nantinya generasi penerus mampu bertindak secara terarah dan berfikir rasional, sehingga dapat menghadapi ataupun beradaptasi dengan lingkungannya secara efektif. Melalui HOTS peserta didik tidak hanya diharapkan mampu berpikir kritis, namun juga kreatif; inovatif dan produktif.Â