Kampanye keadilan sosial Black Lives Matter cukup menarik perhatian masyarakat dunia, karena proses penyuaraan yang cukup efektif, yaitu melalui media sosial dan dukungan dari berbagai media massa, selebriti, juga olahraga. Pada tahun 2020, pasca kejadian terbunuhnya George Floyd, media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter mempromosikan terkait gerakan anti-rasisme dan diskriminasi dengan tagar #BlackLivesMatter yang menarik cukup banyak partisipan untuk membela gerakan sosial tersebut. Para selebriti dan publik figur juga menyuarakan gerakan ini dalam seni musik mereka, untuk menyadarkan pendengar terkait isu rasisme dan turut serta dalam aksi demonstrasi dan aksi solidaritas gerakan keadilan sosial, baik itu dalam media sosial. Dalam jejaring olahraga juga turut menyuarakan Kampanye Black Lives Matter, terutama liga sepak bola utama Inggris (Premier League), dengan cara memberikan badge BLM pada seluruh tim sepak bola, mengganti logo mereka dengan warna hitam putih, dan melakukan aksi berlutut sebelum pertandingan dimulai.
Sebelum dan sesaat Black Lives Matter terbentuk, terdapat berbagai organisasi yang berperan dalam memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam. Non-Governmental Organization salah satunya adalah Amnesty International, yang berkontribusi dalam advokasi untuk korban rasisme dan memberikan bantuan hukum kepada keluarga mereka yang tewas akibat penembakan dan kekerasan oleh petugas kepolisian. Amnesty International juga secara rutin menghasilkan laporan tentang diskriminasi rasial yang dialami orang kulit hitam. Di situs Amnesty International, terdapat kategori Black Lives Matter yang membantu menganalisis masalah isu rasial dan menyediakan informasi tentang tindakan kekerasan dan penembakan yang dilakukan oleh anggota kepolisian yang tidak bertanggung jawab. (international, n.d.)
Dari beberapa dukungan diatas dalam isu rasisme, gerakan Black Lives Matter telah berhasil meningkatkan kesadaran dan mengubah pendapat publik mengenai isu-isu rasisme, kekerasan polisi, dan ketidakadilan sosial dengan melalui protes, kampanye media, dan tindakan lainnya, Black Lives Matter telah menarik perhatian dan memicu diskusi tentang masalah ini di masyarakat secara internasional.
Gerakan Black Lives Matter juga telah mendapatkan dukungan dan solidaritas di tingkat internasional. Hal ini telah menyuarakan protes dan demonstrasi di berbagai negara, memperkuat narasi global terkait kesadaran terhadap ketidakadilan rasial dan kekerasan polisi. Dalam hal budaya, kampanye Black Lives Matter telah mempengaruhi industri hiburan dan media populer. Pesan-pesan terkait gerakan Black Lives Matter disebarkan dan disuarakan melalui musik, film, dan acara televisi untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat keyakinan pada kampanye Black Lives Matter
Isu rasisme kini sudah dapat dikendalikan dan sudah masuk dalam kuasa hukum. Dalam lingkup hubungan internasional sendiri, rasisme termasuk penyelewengan dalam Hak Asasi Manusia. Atas dasar tersebut, PBB mendirikan OHCHR yang berperan memberantas hal-hal yang menyalahi hak asasi manusia internasional yang telah disepakati.
Dari berbagai keberhasilan dukungan serta gerakan anti-rasisme dan diskriminasi, isu rasisme masih saja kerap terjadi. Hal itu dikarenakan rasisme dapat terus berkembang dan bertahan dalam masyarakat sebagai akibat dari sejarah kolonialisme, penjajahan, perbudakan, dan diskriminasi sistemik yang telah mempengaruhi generasi sebelumnya. Dampak dari jejak sejarah ini dapat melanjutkan ketidaksetaraan dalam institusi dan pola pikir masyarakat.
Stereotipe dan prasangka juga masih ada dalam pemikiran dan perilaku individu. Prasangka yang terbentuk melalui kebiasaan, kurangnya pemahaman, dan pengaruh sosial dapat menyebabkan perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras.
Selain itu, ketidaksetaraan struktural dalam struktur sosial, pendidikan, ekonomi, dan kesempatan dapat menyebabkan perlakuan yang tidak adil dan sistemik terhadap kelompok tertentu berdasarkan ras. Ketidaksetaraan ini sering kali berakar dalam lembaga-lembaga dan kebijakan publik yang tidak memperhatikan prinsip keadilan rasial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H