Mohon tunggu...
Muhammad Faqih Zulriansyah
Muhammad Faqih Zulriansyah Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Awal Mula Berdirinya Muhammadiyah

6 Mei 2022   17:41 Diperbarui: 6 Mei 2022   17:46 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika berbicara tentang Muhammadiyah, tokoh yang seketika terlintas adalah K.H Ahmad Dahlan. Seseorang yang hidup dan tumbuh dalam lingkungan kampung Kauman yang religius. Mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji hingga menimba ilmu dari para syeikh di kota Mekkah. 

Perjalanan dakwah K.H Ahmad Dahlan dimulai ketika menjadi khotib di Masjid Besar Kauman tahun 1898. Mendapat respon kurang baik dari penduduk sekitar. 

Mulai dari ditolak mentah-mentah karena ingin membenarkan kiblat masjid, dicap Kiyai kafir bahkan surau miliknya dibakar. Tapi itu semua tak menyurutkan semangat K.H Ahmad Dahlan membawa misi Islam Berkemajuan.

Pada tahun 1910 menjadi kiprah awal K.H Ahmad Dahlan dalam membangun lembaga pendidikan. Beliau mengkombinasikan ilmu agama dan ilmu umum. Karena sebelumnya ilmu agama dan ilmu umum diajarkan di tempat yang berbeda. 

Ilmu agama hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren sementara ilmu umum diajarkan di sekolah-sekolah Belanda. K.H Ahmad Dahlan menganggap kedua ilmu sama pentingnya. Maka ia membuka " Sekolah " di ruang tamu kediamannya.

K.H Ahmad Dahlan secara resmi pernah menjadi anggota Boedi Oetomo di tahun 1909, organisasi yang dirintis oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Dan juga sempat menjadi anggota Jamiat Khair yang didiran oleh orang-orang dari tanah Arab yang bermukim di Nusantara. 

Beliau banyak mendapatkan ilmu dari dua organisasi tersebut. Karena merasa cukup pengalaman, akhirnya Beliau membentuk persyarikatan Muhammadiyah dengan para sahabat serta muridnya.

Berdiri pada 18 November 1912, bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, berdirilah persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki arti pengikut dari Nabi Muhammad. Tak cukup hanya sebagai pengikut, Beliau menekankan bahwa orang-orang yang terlibat dalam persyarikatan ini bukan hanya sekedar mengklaim pengikut Nabi Muhammad, tapi harus dibuktikan dengan sifat-sifat yang melekat pada nama Muhammad.

Sumber : Buku 100 Tahun Muhammadiyah Menyinari Negeri

Terbitan Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun