Pengakuan terhadap hak asasi manusia yang semakin lama semakin solid diakui oleh kehidupan global memicu pula pada suatu pengakuan akan hak-hak politik dari manusia di dalam kelompoknya. Inilah yang disebut dengan proses demokratisasi yang merasuk bersama kehidupan manusia global. Proses demokratisasi sedang berjalan dengan sangat pesatnya sejalan dengan keterbukaan kehidupan manusia karena kemajuan teknologi khususnya kemajuan teknologi informasi. Dengan teknologi informasi, orang tidak hanya dapat mengenal dan melaksanakan hak-hak politisnya tetapi juga mengenal akan hak-hak budayanya, termasuk budaya kelompok dan budaya bangsa lain. Dapat dikatakan bahwa antara proses demokratisasi dan multikulturalisme terjadi hubungan timbale balik. Demokratisasi melahirkan pengenalan dan pengakuan terhadap budaya yang berjenis-jenis dan juga sebaliknya pengakuan terhadap kebudayaan yang berjenis-jenis berarti pula pengakuan terhadap hak asasi manusia di dalam kehidupan berbudaya. Dengan sendirinya multikulturalisme menentang setiap kehidupan aristokratis dan dictator karena hal tersebut menegasikan perbedaan-perbedaan yang ada. Multikulturalisme menjadi pendukung pluralism, yaitu keberadaan budaya yang sama tinggi dan sama bernilai di dalam suatu masyarakat yang pluralistic. Inilah proses demokratisasi yang sempurna karena meliputi bukan hanya hak-hak politik dan hak individu tetapi juga hak-hak budaya dari suatu kelompok masyarakat.
Sebagai kesimpulan, multikulturalisme sejalan dengan perkembangan HAM, globalisme dan demokratisasi yang merupakan cirri-ciri utama dari kehidupan social manusia abad ke -21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H