Peran keluarga bisa berubah ketika ada anggota keluarga yang hamil, menolak menikah atau menunjukkan orientasi seksual tertentu.
Hindari memberikan stigma bahwa anak sebaiknya tidak mengikuti perilaku menyimpang seperti kaum LGBT, namun berikan alasan jelas mengapa Anda khawatir. Misalnya karena hal itu dilarang agama dan keyakinan keluarga Anda. Biarkan anak paham dan menyadari dengan bijak kekhawatiran Anda.
Dengan demikian anak akan bisa mengambil sikap sesuai kesadaran mereka, tanpa paksaan, jika menemukan fenomena ini dalam kehidupan mereka.Ini akan membuat orangtua lebih tenang, bahkan jika anak Anda kelak berada jauh dari Anda.
Hindari juga memberi contoh seperti mendiskriminasi, menyudutkan atau membenci kelompok tertentu karena perbedaan pandangan. Ajari untuk menghargai dan memberi toleransi. Satu lagi, hindari pula menakuti anak dengan momok apapun. Menakuti anak hanya akan mengerdilkan jiwanya. Atau malah memancing rasa ingin tahunya yang lebih besar dan kemungkinan anak akan mencari informasi sendiri.
Pernikahan bisa jadi hal yang sangat berharga dan penuh tantangan
Pada poin ini anak harus mengerti tanggung jawabnya terhadap sikap yang diambil dan keputusannya terkait pernikahan. Orangtua bisa menyarankan anak untuk menunda menikah dan berhubungan seksual minimal hingga usia 20 tahun.
Itulah Panduan Pendidikan Seks Menurut UNICEF dan WHO. Kunci utama dari pendidikan seksual yang baik adalah orangtua yang selalu memperhatikan dan membimbing anak. Memberi pengetahuan yang komplit dan mudah dimengerti juga akan menghindari si kecil untuk penasaran dan mencoba mencari informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu membimbing anak untuk terhindar dari perilaku seksual yang menyimpang dan lain sebagainya.
Oleh: Faqih F
(Dikutip dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H