Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Tanduk

26 Mei 2022   04:05 Diperbarui: 26 Mei 2022   04:06 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tembok itu berdiri gagah. Dibangun dengan indah. Tujuan juga sangat mulia. Mempesona banyak mata. Menjadi buah bibir manusia. 

Lambat laun, tembok itu tlah banyak kehilangan. Kehormatan, kepercayaan, keyakinan, dan tujuan. Setiap mata kan melihatnya kasihan. Sepertinya sudah berada di ujung tanduk kehancuran. 

Tangan ini tlah diulurkan. Mungkin kau butuh bantuan. Bila ditafsirkan dengan "taat mutlak", mungkin uluran tangan itu kan berubah menjadi lambaian. 

Manusia tak perlu berharap dan meminta apapun, kecuali kepada Allah. Barangsiapa yang berharap kepada selain Allah, ujungnya hanyalah penyesalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun