Melanjutkan kisah nabi Yusuf yang sekarang sudah menjadi bendahara kerajaan Mesir. Beliaulah yang bertanggung jawab akan keuangan negara. Semua hal yang berbau dengan harta, maka beliaulah penanggung jawabnya. Saat itu memang sedang paceklik. Makanan sangat sedikit sekali. Beberapa orang kelaparan dan membutuhkan makanan. Termasuk keluarga nabi Yusuf.
Saat itu semua saudara-saudara nabi Yusuf datang ke kerajaan untuk meminta bagian makanan. Ada bersama mereka, Benyamin, saudara paling kecil mereka. Yang berarti adik dari nabi Yusuf. Ketika mereka datang, nabi Yusuf tahu bahwa mereka adalah saudara-saudara beliau. Maka nabi beliau membuat sebuah rencana bagaimana mereka Kembali lagi ke sini dengan membawa serta ayahanda.
Ketika pembagian makanan sudah selesai, saudara-saudara Yusuf pergi meninggalkan tempat. Belum terlalu jauh, ternyata mereka ditangkap. Mereka tertuduh mencuri sebuah bejana atau barang di dalam karung mereka. Ketika diperiksa, ternyata benar, ada barang kerajaan yang masuk ke dalam karung salah satu dari mereka. Yaitu karungnya Benyamin. Maka dia harus tetap berada di kerajaan sambil menunggu penebusan dari saudara-saudara Yusuf.
Akhirnya mereka Kembali pulang dan bertemu dengan ayahanda mereka, nabi Yakqub alaihi salam. Beliau sungguh sangat sedih Ketika mendengar hal itu. Pasalnya orang tercintanya, Yusuf, sudah pergi. Sekarang ditambah lagi dengan kepergian Benyamin. Akhirnya beliau pun ikut mereka untuk Kembali ke kerajaan. Belum bertemu dengan nabi Yusuf, nabi Yakqub sudah mencium bau keberadaannya. Dia tahu bahwa Yusuf pernah ke sini.
Dan saat pertemuan itulah nabi Yakqub yang buta bisa melihat Kembali. Seketika saudara-saudara Yusuf malu bukan main. Pasalnya, merekalah yang telah membuangnya ke sumur. Mereka kira bakal berhasil, ternyata tidak. Dan kini orang itulah yang telah membantu mereka agar bisa mendapat kehidupan yang cukup dan layak di kerajaan.
Dari kisah itu sungguh jelas betapa cintanya nabi Yusuf kepada keluarga. Walau mereka sudah menyakiti bahkan hendak membunuh, akan tetapi Allah berkehendak lain sehingga membuatnya masih hidup. Tidak ada rasa dendam di dalam hati nabi Yusuf. Beliau tetap ikhlas dalam membantu keluarganya. Kalaulah memang ada rasa dendam di hatinya, pasti mereka semua akan diusir dari kerajaan dan tidak akan mendapat makanan.
Namun, orang yang salah tetaplah salah. Mereka yang salah harus tetap dihukum. Maka peristiwa pencurian seakan menjadi tamparan untuk mereka agar tidak pernah menyakiti orang lain. Walaupun sudah dimaafkan, tapi hukuman itu tetaplah penting. Orang yang salah harus tetap mendapatkan hukuman. Supaya tidak mengulanginya Kembali.
Terkadang orang menyakiti kita, menghinakan kita, merendahkan kita. Akan tetapi balas dendam bukanlah salah satu cara terbaik untuk mengatasi itu semua. Apalagi yang melakukan itu adalah orang dekat kita, keluarga, teman, tetangga, dan lain sebagainya. Memberi maaf akan menenangkan hati dan pikiran. Walau terkadang orang-orang tersebut kadang perlu juga mendapat pelajaran. Tapi sekiranya hukuman yang didapatkan bukanlah dari hasil benci dan amarah. Melainkan karena dasar cinta dan sayang di dada. Wallahua'alam.