Mohon tunggu...
Faqih Hidayahtulloh Agfa
Faqih Hidayahtulloh Agfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UMB Accounting 2018

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 Prof Dr Apollo (Daito): Agency Theory, Efficient Hypothesis Market, Signaling Theory, dan Controlling Theory

19 Mei 2021   07:14 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:22 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assamalamualaikum ...

Pembahasan kali ini saya akan membahas tentang Agency Theory, Efficient Hypothesis Market, Signaling Theory, serta Contracting Theory dalam akuntansi. Saya yakin teman-teman sudah tidak asing lagi mendengar teori agensi dan lain-lain. Untuk itu mari simak pembahasan di bawah ini.

Agency Theory

Teori keagenan (teori agensi) merupakan  agensi yang tumbuh saat ketika satu orang atau lebih (principal) menyuruh orang lain (agen) untuk melayani suatu jasa dan lalu memercayakan berhak mengambil keputusan terhadap agen tersebut.

Jensen & Meckling (1976) mengatakan maka hubungan keagenan yaitu sebuah persetujuan manajer (agen) dengan pemegang saham (principal). Kedua belah pihak tersangkut persetujuan yang menerangkan hak dan kewajiban masing-masing.

Menurut Mursalim (2005), teori keagenan adalah komponen dari konsep permainan yaitu suatu model kontraktual antara dua atau lebih banyak orang (pihak). Pihak dalam teori ini adalah agen dan principal.

Menurut Scott (2000), teori keagenan merupakan persetujuan yang sejajar untuk menyamakan kepentingan principal dan agen dalam hal ini terjadinya pertikaian keperluan.

Hubungan teori keagenan  terkadang menumbuhkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Pertikaian yang terjadi karena manusia yaitu makhluk ekonomi yang mempuntai sifat dasar memprioritaskan kepentingan pribadi.

Tujuan Teori Agensi

Menurut Eisenhardt (1989), tujuan dari teori agensi adalah sebagai berikut.

1. Mengembangkan kekuatan pribadi (baik prinsipal maupun agen) dalam lingkungan dimana ketetapan harus diambil (Peran revisi keyakinan).

2. Ulasan hasil dari ketetapan yang telah diambil guna memudahkan membagikan hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan persetujuan kerja (The performance evaluatin role).

Cara Mengatasi Masalah Keagenan

Ernawaty (2009) mengutarakan cara-cara untuk mengatasi masalah keagenan, antara lain.

1. Mengembangkan kepemilikan manajerial

Dengan adanya kepemilikan saham, maka manajer untuk memahami langsung faedah dari ketetapan yang diambil dan juga memahami kerugian yang tumbuh sebagai akibat dari pemungutan ketetapan yang salah.

2. Strategi pemerikasaan eksternal

Pendekatan ini mengadakan melalui penggunaan utang. Adanya utang untuk dapat mengendalikan arus kas bebas yang berlebihan oleh manajer. Karena perusahaan harus menepati pembayaran atas bunga dan pokok pinjaman secara periodik serta menuruti keputusan pada perjanjian utang.

3. Investor institusional sebagai agen meninjau

Adanya kepemilikan saham oleh investor institusional bagai perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan pengawasan untuk memajukan pengawasan yang lebih ideal atas performa manejemen.

dokpri
dokpri
Efficient Hypothesis Market

Teori Efisien Pasar Hipotesis, bahwa harga yang terwujud yaitu spontan dari semua informasi yang ada baik fundamental ditambah informasi orang dalam. Statman (1998, p.18) mengatakan bahwa investor tidak dapat mengungguli return pasar secara teratur dan saham yaitu rasional. Maksud dari rasional merupakan harga saham yang membalikkan fundamental seperti nilai risiko dan tidak membayangkan aspek psikologis bagai sentiment dari investor.

Fama (1970) berbagi penjelasan bahwa konsep pasar yang efektif  berarti harga saham yang membayangkan semua informasi yang ada. Hal ini bahwa informasi baik dari masa lalu, sekarang dan ditambah oleh informasi dari perusahaan tersebut (informasi dari orang dalam).

Fama (1970) Rahman dan Ervina (2017) melakukan penyesuian atas konsep EMH yang didukung oleh bukti empiris dan menggolongkan efisiensi pasar ke dalam tiga bentuk, yaitu:

1. The Weak Efficient Market Hypothesis

Efisiensi pasar dibilang lemah (bentuk lemah) karena dalam teknik mengambil ketetapan jual beli saham investor memerlukan data harga dan volume masa lalu. Menurut harga dan volume masa lalu, beragam model studi teknis yang memerlukan untuk meyakinkan arah apakah akan naik atau turun.

2. The Semistrong Efficient Market Hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam teknik mengabil ketetapan jual beli saham investor memerlukan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang penerbitan bagai informasi keuangan, informasi tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundang-undangan -undangan, kejadian politik, kejadian hukum, kejadian sosial, dan lain-lain yang dapat menularkan perekonomian nasional.

3. The Strong Efficient Market Hypothesis

Efisiensi dikatakan kuat (strong-form) karena investor memerlukan data yang lebih utuh, merupakan harga masa lalu, volume masa lalu, laporan yang dipublikasikan, dan laporan privat yang tidak dipublikasikan secara umum.

Hipotesis Pasar Efisien memiliki tiga asumsi, yaitu (Shleifer, 2000, p.2):

1. Investor akan berasumsi jika rasional sehingga akan menilai secara rasional.

2. Sementara investor akan melakukan tidak rasional, namun perilaku mereka dalam melakukan transaksi penjualan secara acak (random) sehingga pengaruhnya yaitu saling menghilangkan dan tidak mempengaruhi harga.

3. Ulasan investor yang yakin rasional akan mengurangi pengaruh dari perilaku investor yang tidak rasional pada harga di pasar modal.

Inti dari teori Efficient Hypothesis Market ialah apabila informasi tidak sia-sia dan meneliti dalam harga saham dipasar, maka harga saham esok hari untuk membayangkan informasi dan berita esok hari dan tidak berhubungan (independen) dengan harga saham hari ini. Implikasi dari teori Efficient Hypothesis Market  merupakan tidak ada seorang investor pun yang dapat mendapat imbal hasil yang abnormal (abnormal return) tidak tertera terdapat gap antara informasi yang ada dan efisiensi di pasar saham. Pada akhirnya, jika suatu pasar tidak efektif,  penyediaan harga yang ada tidak dapat menjamin modal yang efektiif di dalam perekonomian yang dapat berdampak negatif atas ekonomi secara akurat (Hamid dan Akash, 2010 dalam Rahman dan Ervina (2017).

dokpri
dokpri
Signaling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau sinyal merupakan suatu perbuatan yang direbut oleh perusahaan yang memberi petunjuk oleh investor perihal bagaimana manajemen menghormati prospek perusahaan. Teori sinyal mengatakan mengapa manajer suatu entitas memiliki relawan (voluntary) melaporkan informasi-informasi untuk pasar modal tidak ada kepastian yang mengharuskan.

Teori sinyal mengutarakan perihal pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap ketetapan investasi. Pada saat informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu mendefinisikan dan menganalisa informasi tersebut sebagai sinyal baik atau sinyal buruk. Jika pengumuman yang diumumkan sebagai sinyal baik bagi investor maka akan terjadi perubahan volume dalam penjualan saham (Jogiyanto, 2013: 392).

Teori persinyalan mengatakan bahwa perusahaan memiliki usaha untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal perusahaan. Tekanan perusahaan akan memberikan informasi yaitu karena terdapat informasi asimetri antara perusahaan dengan pihak eksternal. Pihak eksternal kemudian menilai perusahaan sebagai fungsi dari sinyal yang berbeda-beda.

Sinyal ini berbentuk informasi menyentuh usaha yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk mewujudkan tekad pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang dapat mengutarakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain. Penyingkapan yang bersifat sukarela ialah signal positif bagi perusahaan (Sari dan Priyadi, 2016).

dokpri
dokpri
Contracting Theory

Teori kontrak merupakan hubungan persetujuan antara penyuplai dan faktor (faktor produksi). Dalam pengertian yang lebih umum, semua penyuplai faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai izin dengan konsumen untuk output mereka, misalnya, kontrak:

1) Meyimpan syarat dan kondisi kerja  manajer oleh pemegang saham.

2) Mendokumentasikan syarat dan kondisi di mana pemberi pinjaman menyajikan sumber daya keuangan.

3) Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya.

4) Untuk penyediaan barang.

5) Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.

DAFTAR PUSTAKA

https://danielstephanus.wordpress.com/2018/11/30/teori-keagenan-agency-theory-2/

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/130569-T%2027230-Price%20limit-Tinjauan%20literatur.pdf

http://repo.darmajaya.ac.id/398/3/BAB%20II.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0f7cadba25a35c5a7846242fb2ee6e55.pdf

https://www.academia.edu/32886082/BAB_II_PEMBAHASAN_Positive_Theory_of_Accounting_Policy_and_Disclosure#:~:text=1.%20CONTRACT%20THEORY%20Teori%20kontrak,membeli%20es%20krim%20di%20supermarket.&text=Hal%20ini%20berarti%20bahwa%20suatu,sebagai%20konsumen%20dan%20berbagai%20pemasok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun