Mohon tunggu...
Faqih Adzkia
Faqih Adzkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasasiwa

saya muhamad faqih adzkia nama panghgilan saya faqih saya anak ke 3 dari 4 saudara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh yang Berperan Menangani Bullying

24 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 24 Juni 2024   19:45 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lingkungan yang aman ialah lingkungan yang di dalamnya tidak ada tindakan kekerasan terhadap siapapun, lingkungan yang aman untuk mengatasi bulying dengan cara mempromosikan nilai-nilai seperti penghargaan terhadap keberagaman, dan tanggung jawab bersama. Hal ini melibatkan pendidikan kepada masyarakat tentang dampak buruk dari bulying, dukungan bagi korban bulying maupun kekerasan untuk melaporkan kejadian tersebut, serta memberdaya kan individu untuk menjadi agen perubahan dengan menyuarakan penolakan terhadap peilaku bulying dan kekerasan. Dukungan dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah, dan komunitas lokal juga penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung semua orang. Terkadang lingkungan masyarakat yang tidak paham atas perlakuan nya tersebut bisa jadi itu menjadi bulian terhadap anaknya sendiri dengan melakukan tindakan kekerasan dan lainnya.

Menerima pengasuhan orang tua terhadap anak itu sebuah hak seorang anak. Akan tetapi, ketiadaan orang tua dalam kehidupan anak dapat membuat si anak tidak mendapatkan pengasuhan dari orang tuanya. Ketiadaan orang tua ini merupakan kondisi dimana orang tua si anak tidak di ketahui keberadaannya atau kondisi-kondisi lain yang membuat anak tidak mendapatkan haknya untuk di asuh. Akan tetapi, hal ini dapat di atasi dengan memberikan pengasuhan alternartif. Pengasuhan alternatif adalah pengasuhan yang di lakukan berbasis keluarga pengganti atau lembaga kesejahteraan sosial anak. Meskipun demikian, pengasuhan alternatif merupakan pilihan terakhir. Segala upaya wajib di lakukan apabila masih memungkinkan anak bisa tinggal dengan orang tuanya. Tujuan dari pengasuhan alternatif yaitu untuk memenuhi kebutuhan anak dengan menyediakan lingkungan yang memadai untuk anak, kelekatan, dan permanensi melalui keluarga pengganti.

Namun disisi lain, pengasuh alternatif bisa menjadi pola asuh yang berbeda dari pola asuh sebelumnya, karena setiap orang mempunyai pola asuh yang berbeda-beda sehingga ketika si anak ini yang di asuhkan kepada orang lain maka berbeda pula bagaimana cara mengasuh si anak tersebut, belu lagi apabila latar belakang anak yang mengalami pengasuhan oleh kerabat satu ke kerabat lain. Padahal pola asuh akan membentuk karakter dan kepribadian seorang anak yang di asuh, perbedaan pola asuh akan berjalan seiring pola dalam pengasuhan. Apabila sebelum pengasuhan anak di asuh oleh kerabatnya, maka setelah mendapatkan pengasuhan alternatif seorang anak akan di asuh oleh lembaga yang menyediakan pengasuhan alternatif tersebut.

Hal ini terjadi pada beberapa tahun kebelakangan ini di kampung kami ada seorang anak yang dengan pola asuhnya itu tdiak senonohnya pada pengasuhan seorang anak, karena terjadinya SDM yang rendah di keluarga tersebut sehingga si anak ini menjadi korban, sering mendapatkan kekerasan fisik oleh ibu kandungnya sendiri sehingga menghasilkan memar yang merah di bagian tubuh tertentunya si anak. Anak ini masih dalam pengasuhan orang tuanya, akan tetapi dengan pengasuhan orang tuanya ini tidak sangat dianjurkan untuk terus terusan dalam pengasuhannya karena bisa menyebabkan hal yang lainnya, bisa terjadi pembunuhan dalam kasus ini, dikarenakan si orang tuanya sudah habis akal atau hampir gila dalam pengasuhan tersebut, mungkin bisa terjadi karena ekonomi nya yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari, di tambah kebutuhan seorang anak yang harus mendapatkan haknya dalam pengasuhan. Maka terjadilah kekerasan fisik yang dilakukan orang tuanya dalam pengasuhannya.

Pada akhirnya warga geram atas perlakuan si orang tua ini kepada anaknya, maka dibawalah si anak kerumah dan kemudian menelpon kepada yayasan untuk pengasuhan pengganti di suatu lembaga panti yang ada di daerah tersebut, setelah sekian lama tidak berjumpa kepada si anak, dia menjadi lebih baik dan perkembangan nya yang sangat berubah drastis karena mendapatkan pengasuhan yang layak di lembaga itu dan mendapatkan pembelajaran yang sebagaimana layaknya anak seumuran dia belajar, akhirnhya anak tersebut hidup dengan penuh kebahagiaan dengan anak-anak asuh lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun