Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Seni Menjunjung Adab dalam Berkomunikasi

17 Mei 2020   21:52 Diperbarui: 17 Mei 2020   22:00 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ayah dan anak | pixabay.com

Jika kita kembali ke intisari cerita diatas, menutup pembicaraan yang berlangsung, seorang Ayah memberitahu bahwa puteranya baru sembuh dan dapat melihat setelah menjalani operasi di rumah sakit kepada sepasang penumpang disebelahnya.

Jika kita sebagai penumpang disebelahnya, pastilah akan merasa empati, bukan lagi emosi atau malah bersikap kurang sopan yang justru akan memperkeruh keadaan. Tapi penutupnya mengundang banyak tanya, karena tidak meminta maaf sama sekali setelah mengetahui keadaan sebenarnya.

Perlu saya sampaikan, empati itu sangat penting. Menganggap keadaan orang lain seperti diri kita, akan membuat senantiasa bermuhasabah diri, selalu bersyukur dengan semua yang Allah berikan dalam kehidupan kita.

Jembar Segarane
Memaafkan akan lebih baik dan derajatnya lebih tinggi dari meminta maaf. Bahkan kita diajarkan untuk memaafkan terlebih dahulu sebelum orang yang menyakiti kita meminta maaf.

Jembar segarane berarti berjiwa besar dengan memaafkan. Merujuk cerita di atas menunjukkan bahwa seorang ayah yang menjelaskan dengan sabar kepada sepasang penumpang kereta disampingnya memiliki jiwa yang besar, karena telah memaafkan apa yang telah dilakukan terhadapnya.

Saat ini, kita membutuhkan lebih banyak orang baik, yang dapat memaafkan jauh sebelum orang yang disakiti meminta maaf tanpa harus bertatap muka. Sikap emosional, merasa paling benar, lebih tinggi, adigang adigung adiguna, hanya akan menghapus amal-amalan baik yang telah kita kerjakan.

Jika akhir cerita diatas berakhir happy ending karena sang ayah yang dengan sabar dan memaafkan, tentunya ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS: Asy-Syura: 40.

"Barangsiapa yang memaafkan dan mendamaikan maka pahalanya dari Allah SWT"

Akhir kata, semoga ketiga ulasan di atas dapat memberikan gambaran tentang bagaimana sebaiknya kita menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi, terutama dengan orang yang kita kasihi serta orang lain.

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun