Kabar menyejukkan datang dari Wuhan yang mana kondisi kota yang sejak dua bulan lalu lockdown, saat ini sudah dipersiapkan untuk dibuka kembali.
Akan tetapi, kabar baik ini tidak selaras dengan apa yang sedang berkembang hari ini. Terdapat virus lain yang menjangkit disana selain Pandemi COVID-19.
Penyelidikan intensif oleh para ahli medis dilakukan di Provinsi Yunnan, China Barat Daya, terkait dengan kemungkinan menyebarnya Hantavirus, setelah pria yang dinyatakan positif terhadap virus jenis ini meninggal dunia pada Senin 22 Maret 2020.
Dilaporkan oleh media setempat bahwa seorang pria telah meninggal dunia setelah pulang bekerja dengan menggunakan bus, sekembalinya dari Provinsi Shandong, Tiongkok Timur.
Diriwayatkan bahwa terdapat 33 orang penumpang yang berangkat dari Kabupaten Cangyuan. Termasuk di dalamnya adalah dua pengemudi, satu staf medis dan 30 pekerja Imigran.
Seorang pria yang terinfeksi virus tersebut mengalami gejala pada pagi hari sekitar pukul 04.00 AM waktu setempat atau Senin 23 Maret 2020 saat bus yang di naikinya telah melewati Kabupaten Ningshan, di Barat Laut Provinsi Shaanxi.
Dia adalah pria bermarga Tian, yang terkena deman dan kemudian dirujuk ke rumah sakit setempat setelah empat jam berselang. Tidak hanya Tian (sapaan akrabnya), dua pekerja lainnya juga mengalami gejala yang serupa.
Dua orang yang demam bersama dengan Tian, di uji secara medis menggunakan deteksi Pandemi COVID-19, sementara penumpang lainnya yang sama dalam satu bus di bawah pengawasan tim medis.
Salah satu tim medis yang tergabung dalam peneyelidikan virus mengatakan dalam media lokal bahwa mereka telah tiba di Kabupaten Cangyuan yang mana mereka akan segera bertindak untuk melakukan penyelidikan epidemiologi lokal untuk mendeteksi kemungkinan wabah Hantavirus.
Zuo, sebutan petugas medis yang tergabung dalam tim penyelidikan tersebut menyampaikan bahwa dalam rentang waktu empat tahun, yaitu sekitar 2015 sampai dengan 2019 Provinsi Yunan melaporkan telah terjadi wabah hantavirus dengan total 1.231 penderita, yang mana satu pasien positif telah meninggal dunia.
Sekilas Hantavirus
Dilansir dari Wikipedia.org, virus Hanta ditemukan pertama kali di Korea Selatan, tepatnya dari sungai bernama Hantan. Wabah ini pertama kali ditemukan pada tahun 1950 saat masa perang Korea, selanjutnya wabah ini diisolasi pada tahun 1976. Dilaporkan bahwa Pada tahun 2005 dan 2019, transmisi virus antarmanusia telah ditemukan di Amerika Selatan.
Menurut penuturan tim medis, Hantavirus adalah salah satu jenis yang menyebar dan diakibatkan oleh tikus. Virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pada penderita, diantaranya adalah hantavirus pulmonary syndrome (HPS) serta dan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS).
Penyakit jenis ini tidak menular melalui udara, akan tetapi virus jenis ini hanya akan menyebar jika orang-orang bersentuhan secara langsung dengan urin tikus, tinja atau air liur dan gigitan dari inang yang terinfeksi.
Dilansir dari cgtn.com China menyebut klasifikasi penyakit jenis ini adalah penyakit menular kelas B, yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Gejala yang timbul pada penderita diantaranya adalah kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, kedinginan, dan terjadi permasalahan pada saluran pencernaan atau perut.
Efek berbahaya selanjutnya pada empat sampai dengan sepuluh hari pasca fase awal penyakit, apabila tidak segera di obati seperti batuk, dan sesak nafas akan menyebabkan kematian.
Sebagai penutup, COVID-19 maupun Hantavirus ataupun berbagai jenis penyakit yang lain akan dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan, menghilangkan habitat hewan yang menyebabkan terjangkitnya penyakit, dan melindungi diri dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3 4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H