Penyebaran COVID-19 di luar dugaan telah menjadi masalah bagi kesehatan global yang diindikasikan dengan terinfeksinya saluran pernafasan akut atau parah pada manusia.
Hingga hari ini 07 Maret 2020 dari pemantauan John Hopkins JSSE tercatat jumlah korban terkonfirmasi menjadi 102.188 jiwa dengan total sembuh 57.389 jiwa dan korban meninggal 3.491 jiwa. Negara terbanyak di luar China masih terkonfirmasi Korea Selatan (6.767 jiwa), Iran (4.747 Jiwa) dan Italia (4.636 Jiwa).
Penyebaran atau transmisi virus human to human (dari manusia-manusia) telah disampaikan pada awal mulanya hanya berkisar 2-10 hari, yang kemudian setelah berkembang menjadi COVID-19 oleh WHO, masa inkubasi diubah menjadi 14 hari lamanya.
Penyebaran COVID-19 secara cepat salah satunya dapat difasilitasi oleh tetesan, bagian tangan (dengan bersalaman) ataupun permukaan yang terkontaminasi COVID-19 sehingga dapat mengkontaminasi manusia yang menyentuh permukaan tersebut.
Penelitian dari Jerman meninjau tentang persistensi corona pada manusia dan hewan pada permukaan material, dan strategi inaktivasi dengan agen biosidal yang digunakan untuk desinfeksi kimia, misalnya pada hand sanitizer di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit.
Kampf dan kawan-kawan pada tahun 2020 menyampaikan dalam Jurnal of Hospital Infection bahwa dari 22 studi virus corona pada manusia seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East Respiratory Syndrome (MERS) coronavirus atau Endemic Human Coronaviruses (HCoV) dapat bertahan pada permukaan benda mati seperti logam, kaca atau plastik hingga kurun waktu sembilan hari lamanya.
Menular permukaan benda mati
Dilaporkan oleh peneliti dari Jerman bahwa corona virus yang menyebar ke manusia tetap dapat menular di permukaan benda mati dalam suhu kamar tiga puluh derajat atau lebih, dalam kurun waktu Sembilan hari, sedangkan pada corona hewan dapat bertahan sampai dengan usia dua puluh delapan hari. Corona pada hewan ini yang disebut pada artikel sebelumnya dengan tipe "S".
Sumber potensial transmisi virus pada hewan disebabkan oleh sentuhan permukaan dengan hewan. Akan tetapi, virus influenza dengan kontak lima detik dapat mentransfer 31.6% persen dengan cepat ke tangan.
Peneliti menyebutkan bahwa pada manusia, virus dapat menyebar dengan cepat. Sebagai contoh hasil survey yang telah dilakukan dengan basis murid di sekolah, rata-rata menyentuh wajah sebanyak 23 kali per jam, dengan detail kontak sebagian besar ke kulit sebesar 56%, hidung 31%, mata 31% dan mulut 36%. Hal ini yang menjadi pemicu penyebaran virus corona manusia ke manusia.
Namun, penyebarannya dapat di nonaktifkan dengan prosedur disinfeksi permukaan dengan menggunakan etanol 62-71%, Hidrogen peroksida 0.5% atau natrium hipoklorit 0,1% dalam kurun waktu 1 menit.